KaltaraNunukan
Trending

Terungkap! Alasan di Nunukan Tidak Tersedia Minyak Goreng Harga Murah

NUNUKAN – Memprihatinkan!. Dibalik keluhan masyarakat Nunukan terhadap kelangkaan minyak goreng dengan harga murah, ternyata disebabkan membandelnya produsen minyak goreng yang ada untuk mengikuti program minyak goreng satu harga.

Hal itu terungkap saat perwakilan dari Kementrian Perdagangan RI turun langsung ke lapangan guna mengkaji penyebab sehingga terjadi kelangkaan minyak goreng di Nunukan. Diketahui bahwa distributor di daerah ini belum memperoleh Purchase Order (PO) minyak goreng harga murah dari pihak produsen.

Seperti dikatakan Pengawas Perdagangan Ahli Muda Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Nunukan, Abdul Rahman. ST. MM., mestinya masyarakat di Nunukan juga menikmati minyak goreng dengan harga murah.

“Tapi kendalanya, distributor belum mendapatkan PO minyak goreng program satu harga dari produsennya,” kata Abdul Rahman.

Dijelaskan, PO terakhir minyak goreng harga murah di tingkat distributor di Nunukan pada bulan Oktober 2021 lalu dan stok barangnya sudah habis didistribusikan.

Jika masih ada yang beredar di pasaran, jumlahnya sangat terbatas. Itupun minyak goreng dengan kemasan ukuran 900 ml dengan harga Rp 23 ribu.

“Kami sudah koordinasi dengan distributor. Persediaan minyak goreng mereka memang sudah kosong. Karena PO terakhir pada bulan Oktober tahun lalu,” terang Rahman.

Itu sebabnya Harga Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng di Nunukan belum bisa diterapkan karena masih merupakan stok lama yang ketika belum terjadi kelangkaan harganya masih berkisar antara Rp 15 ribu hingga Rp 17 ribu.

Yang lebih banyak beredar saat ini, lanjut Rahman, adalah minyak goreng asal Malaysia dengan harga pasaran berkisar antara Rp 23 ribu hingga Rp 24 ribu per 900 ml.

Tapi Pengawas Perdagangan Ahli Muda Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Nunukan ini tidak mengungkapkan, alasan dari produsen sehingga tidak mengindahkan program minyak goreng satu harga di Nunukan.

Namun dipastikan, pihaknya masih selalu melakukan koordinasi dengan pemerintah provinsi dan Kementerian Perdagangan RI mengenai minyak goreng satu harga itu.

Kelangkaan minyak goreng di pasaran dibenarkan Heri, salah seorang pedagang di Pasar Jamaker, Nunukan. Di toko miliknya hanya terlihat 2 kotak minyak goreng asal Malaysia.  Sama sekali tidak tersedia stok minyak goreng asal Indonesia.

Saat dikunjungi oleh perwakilan Kementerian Perdagangan RI yang melakukan pemantauan harga dan stok minyak goreng pada Kamis (24/02/2022), Heri mengaku sudah mendatangi distributor untuk membeli minyak goreng, tapi persediaan tidak ada.

“Terpaksa saya beli minyak goreng asal Malaysia pada penyalurnya yang ada di Nunukan,” terang Heri saat itu.

Kepada petugas perwakilan dari kementerianm Heri mengaku membeli membeli 1 kotak minyak goreng Malaysia itu seharga Rp360 ribu berisi 17 kemasan bungkus berukuran 1 liter setiap bungkusnya.

Padahal, sebelum terjadi kelangkaan minyak goreng, menurut Heri harga satu kotak minyak goreng asal Malaysia tersebut hanya Rp 180 ribu. Sehingga dia bisa menjualnya per bungkus dengan harga Rp 15 ribu.

“Walaupun kami tahu itu ilegal, tapi itu yang menjadi alternatif untuk memenuhi kebutuhan minyak goreng masyarakat,” terangnya lagi.

Kendati hanya berprofesi sebagai pedagang, namun Heri berharap penentu kebijakan di negara ini segera melakukan langkah yang dapat meringankan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan minyak goreng.

Alasannya, dia khawatir harga minyak goreng asal Malaysia akan naik lagi dalam waktu dekat menjelang bulan Ramadhan tahun ini.

“Jika itu terjadi tentunya akan membuat masyarakat Nunukan semakin sengsara lagi,” pungkasnya. (DEVY/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button