
NUNUKAN – Kasus kecelakaan yang menimpa Belandina Ulfa (21) yang ditemukan tewas sekira pukul 23.00 Wita, Rabu (28/4) malam, sedikit mulai terungkap.
Khr, pengemudi truk armada angkutan sampah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Nunukan yang menjadi terduga pelaku, menggakui tanpa sengaja menabrak korban. Jika kemudian dia menyembunyikan tubuh korbannya ke dalam semak-semak di jalan sepi, alasannya karena merasa panik dan takut diamuk massa.
Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar, S.I.K melalui Kasat Reskrim Polres Nunukan AKP Marhadiansyah T. Setiaji, S.I.K mengatakan, kejadian bermula ketika terduga pelaku Khr (56), pengmudi truk angkutan sampah milik DLH Nunukan sekitar Pk 18.31 Wita akan memulai pekerjaannya.
Saat itu, Khr yang merupakan warga Jl. Ujang Dewa Ujung RT.01 Kelurahan Nunukan Selatan mengambil truk dengan nomor Polisi KU 8022 dari DLH Nunukan, selanjutnya akan menjemput para pekerja yang akan melakukan pengangkutan sampah.
“Berapa menit berlalu atau sekitar Pukul 18.35 Wita saat berada di komplek Gabungan Dinas (Gadis) I di Jl. Ujang Dewa, tanpa sengaja pengemudi truk menabrak seorang wanita yang berdiri dekat kendaraan roda dua yang sedang parkir,” terang Marhadiansyah kepada awak media.
Mengutip penjelasan Khr, kecelakaan tersebut terjadi akibat suasana hari mulai gelap menjelang malam ditambah minimnya penerangan di halaman perkantoran di Gadis I.
Melihat korban yang sudah tergeletak lemah, lanjut Marhadiansyah, terduga pelaku sempat meminta tolong kepada salah seorang pengendara yang kebetulan melintas untuk mengangkat korban ke kabin mobil truk yang dia kemudikan. Selanjutnya direncanakan akan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan guna mendapatkan pertolongan.
Namun dengan alasan panik dan takut diamuk massa kelurga korban, di tengah perjalanan menuju RSUD, Khr berubah pikiran. Yang terlintas adalah bagaimana kasus ini tidak diketahui orang lain.
Pelaku selanjutnya berbalik arah kembali menuju lokasi perkantoran di Gadis I untuk menyembunyikan korban di tempat sepi, tidak jauh dari bangunan Rusunawa di Jl. Ujang Dewa Dalam yang memang tidak terdapat penerangan.

“Sebenarnya, ketika Khr minta tolong kepada seorang pengendara yang saat itu kebetulan melintas, terduga pelaku mengakui jika korban masih hidup. Karena dari mulutnya masih terdengar merintih,” ungkap Kasat Reskrim Polres Nunukan ini.
Belakangan, karena melihat banyaknya darah yang melumuri tubuh korban dan tubuh yang kaku membuat Khr panik dan berubah pikiran lalu memutuskan untuk menyembunyikan saja korbannya itu.
Setelah menyembunyikan tubuh Beladina Ulfa, masih seperti diterangkan Marhadiansyah, Khr berencana meninggalkan lokasi kejadian. Namun malang tak dapat ditolak, truk yang dikemudikan Khr justru terperosok ke dalam parit besar sebelum meninggalkan tempat.
Untuk mengeluarkan truk yang terperosok tadi, Khr mencoba menggunakan truk lain armada angkutan sampah milik DLH yang ada di lapangan parkir instansi tersebut. Lagi-lagi apes dialami Khr, sebab truk bantuan yang akan digunakannya tidak bisa dihidupkan.
“Selanjutnya Khr pulang ke rumahnya untuk mencuci baju yang dia kenakan. Pelaku juga mengakui sempat menghilangkan jejak bercak darah korban yang ada di truk dan lokasi kejadian,” ucapnya.
Polisi yang menerima laporan warga terkait orang hilang serta ditemukannya truk angkutan sampah yang terperosok ke dalam parit, awalnya menduga terjadi kasus pembunuhan. Karena ditemukan bercak darah yang masih baru di kabin depan truk plat merah milik DLH Nunukan tersebut.
Setelah korban ditemukan warga dengan kondisi tergeletak bersimbah darah ditutupi dengan daun pisang serta teridentifikasinya fisik truk armada angkutan sampah tersebut, kecurigaan mengarah kepada pengemudinya. Khr tidak bisa mengelak saat dia diamankan petugas dirumahnya. Selanjutnya menuturkan kronologis kejadian serupa yang disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Nunukan. (DIA/DIKSIPRO)