Nunukan

Seorang Peserta Lomba Tarik Tambang Meninggal Dunia Saat Bertanding

NUNUKAN – Seorang pria bernama Jupri, rebah ke tanah dan akhirnya meninggal dunia saat mengkuti lomba tarik tambang yang diselenggarakan dalam rangka memperingati HUT kemerdekaan RI ke 77 di Kelurahan Nunukan Timur pada Selasa (23/8/2022) sore.

Warga RT 12 Jl. Manunggal Bakti, Kelurahan Nunukan Timur tersebut diduga kelelahan dan mengalami gangguan pada bagian pernafasan saat berjuang sekuat tenaga untuk memenangkan pertandingan tarik tambang untuk tim yang dia perkuat.

Salah seorang panitia lomba, Roy mengatakan lomba tarik tambang yang diselenggarakan merupakan pertandingan antara RT yang berada di wilayah Kelurahan Nunukan Timur. Setiap RT yang ada, diwakili oleh satu tim untuk menyertai lomba yang menyediakan hadiah total sebesar Rp 10 juta tersebut.

“Aturan permainan, tim akan dinyatakan menang setelah memenangkan dua dari tiga babak pertandingan. Tim-tim yang menang akan terus dipertemukan hingga diperoleh pemenang juara satu, juara dua dan juara tiga,” terang Roy.

Menurut penuturan Roy, Jupri yang saat itu bersama salah seorang putranya berada pada tim dari RT 12, sudah melewati babak pertama lomba. Lalu dilakukan tukar tempat antara tim yang bertanding untuk babak kedua.

Saat itu, pria yang kesehariannya berprofesi sebagai buruh angkut di Pelabuhan Tunon Taka ini sudah terlihat kelelahan. Oleh rekan-rekannya disarankan untuk digantikan dengan anggota tim cadangan karena setiap tim yang diperkuat 5 orang pada lomba ini juga dilengkapi dengan 2 orang anggota cadangan.

“Tapi dia (Jupri) menolak dan mengatakan masih mampu memperkuat tim RT yang diwakili untuk babak pertandingan selanjutnya,” terang Roy.

Pada saat babak kedua lomba itu lah, Jupri yang terlihat berjuang sekuat tenaga menarik tambang sampai terduduk dan tiba-tiba rebah ke belakang dan terbaring di tanah.

Detik-detik Jupri rebah ke tanah saat lomba tarik tambang masih berlangsung. (Daniel)

Panitia yang menduga Jupri hanya pingsan karena kehabisan tenaga terkuras saat tarik tambang, berusaha memberikan pertolongan untuk menyadarkannya namun tidak berhasil.

“Sebagian rekan panitia segera mengantarkannya ke bagian UGD Puskesmas Kota untuk dilakukan tindakan medis,” terang Roy.

Namun beberapa saat kemudian panitia langsung menghentikan kegiatan lomba tarik tambang yang berlangsung setelah menerima informasi bahwa Jupri meninggal dunia.

Atas kesepakatan seluruh perwakilan RT, hadiah total sebesar Rp 10 juta yang disediakan untuk para pemenang lomba tarik tambang ini diserahkan kepada pihak keluarga korban sebagai bantuan dan rasa berbelasungkawa dari warga.

Dijelaskan, untuk memeriahkan perayaan hari kemerdekaan negara tahun ini, panitia penyelenggara lomba di Kelurahan Nunukan Timur menyediakan hadiah yang cukup besar pada cabang lomba tarik tambang.

Hadiah uang dengan total nilai sebesar Rp 10 juta, renacananya akan diberikan sebesar Rp 4 juta untuk pemenang Juara I, sebesar Rp 3 juta untuk pemenang Juara II, sebesar Rp 2 Juta pada pemenang Juara III serta sebesar Rp 1 juta untuk pemenang yang menempati posisi juara ke IV.

Masih seperti yang diterangkan Roy, berdasar pengakuan istri almarhum, Jupri memang memiliki riwayat penyakit jantung. Saat itu, istri Jupri yang berada di rumah sebenarnya bermaksud mengubungi suaminya tersebut melalui telepon seluler untuk maksud mencegahnya ikut lomba tarik tambang.

“Tapi terkendala karena HP istrinya sedang tidak ada pulsanya, Jupri tidak bisa dihubungi,” kata Roy menjelaskan.

Almarhum selama ini dikenal sangat suka mengikuti lomba tarik tambang. Hampir dalam setiap perlombaan tarik tambang selalu dia ikuti. Spesialisnya diposisikan sebagai ‘jangkar’ dalam tim tarik tambangnya. (DEVY DIKSIPRO).

Komentar

Related Articles

Back to top button