Pasien Anak di RSUD Nunukan Sempat Kritis Setelah PLN Putuskan Sambungan Listrik
NUNUKAN – Salah seorang pasien anak dalam perawatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan sempat mengalami kritis pada Minggu (21/5/2023), setelah alat bantu medis yang digunakan tidak berfungsi lantaran terputusnya aliran listrik dari PLN Unit Layanan Pelanggan (ULP) Nunukan.
Kabarnya, sambungan listrik ke RSUD Nunukan diputuskan PLN lantaran RSUD terlambat membayar biaya beban listrik yang digunakan, yang jatuh tempo setiap tanggal 21 pada setiap bulannya.
Memastikan informasi tersebut, Manajer ULP PLN Nunukan, Fery Kurniawan yang ditemui di ruang kerjanya, Senin (22/5/2023) tidak bersedia memberikan keterangan banyak, selain menyebutkan bahwa kejadian itu hanya merupakan miskomunikasi yang sudah diselesaikan.
“Saya mendapat arahan dari Kantor Wilayah PLN untuk tidak banyak memberikan keterangan, selain bahwa itu hanya miskomunikasi saja. Masalahnya sudah dianggap selesai,” kata Fery.
Berbeda dengan Kepala ULP PLN Nunukan, Fery Kurniawan, Direktur RSUD Nunukan, dr Dulman justru merasa perlu menjelaskan persoalan ini secara terbuka untuk diketahui masyarakat.
Dulman membenarkan, seperti waktu yang disebutkan, salah seorang pasien anak dalam perawatan salah seorang dokter di RSUD Nunukan, yakni dr. Soleh sempat membuat panik karena mengalami kritis lantaran peralatan medis yang digunakan tidak berfungsi akibat tidak ada aliran listrik.
“Saya sempat dihubungi dokter Soleh, menyampaikan kondisi pasien anak yang mengalami kritis tersebut,” terang Dulman yang menyebutkan tanda-tanda fisik pasien anak akibat kondisi kritis yang dialaminya kepada Diksipro.com yang mewawancarainya.
Tidak hanya terhadap pasien anak tersebut, beberapa layanan medis pada pasien lain juga terganggu akibat tidak adanya aliran listrik di RSUD Nunukan. Apalagi saat itu juga ada tindakan operasi yang dilakukan pada pasien lainnya juga sejumlah bayi baru lahir yang harus menggunakan ventilator yang tentu saja membutuhkan sarana listrik.
Direktur RSUD Nunukan ini tidak membantah memang saat itu terjadi keterlambatan pembayaran biaya beban listrik PLN yang digunakan oleh RSUD Nunukan.
Namun perlu disampaikan kronologis kejadiannya, menurut Dulman, ketika itu, pada saat bersamaan, pihaknya harus mengeluarkan biaya besar untuk dua kebutuhan, yakni persiapan membayar tagihan listrik sebesar Rp 145 juta dan kebutuhan mendesak untuk membayar obat-obatan yang dibeli sebesar Rp 300 juta. Sedangkan dana kontan yang ada pada pejabat Bendahara RSUD saat itu hanya sebesar Rp 400 juta.
Itu sebabnya, pada Jum’at (19/5/2023) pagi, Dulman menghubungi Fery Kurniawan melalui sambungan telepon guna meminta kelonggaran waktu penundaan waktu pembayaran listrik hingga pada kamis (25/5/2023). Seiiring menunggu masuknya dana klaim layanan BPJS ke RSUD. Dengan catatan, meminta kebijakan ULP PLN Nunukan untuk tidak memutuskan sambungan listrik ke RSUD dengan pertimbangan vitalnya kebutuhan sarana tersebut di RSUD.
Saat dihubungi itu, lanjut Dulman, Fery mengaku akan membawa dulu permohonan kebijakan yang diajukan RSUD Nunukan ke dalam forum rapat internal PLN. Dengan janji, akan menghubungi kembali Dulman setelah rapat selesai guna menyampaikan keputusan hasil rapat.
“Namun hingga selesai waktu sholat Jum’at, Manajer ULP PLN Nunukan tidak ada menghubungi saya lagi seperti yang dijanjikan,” terang Dulman.
Karena tidak ada informasi yang ditunggu dari Fery, menurut Dulman dia mengasumsikan permohonan kebijakan yang mereka ajukan disetujui hingga pihak RSUD dengan ketersediaan dana yang ada saat itu memutuskan untuk membayar obat-obatan yang juga dibutuhkan mendesak.
Informasi dari pihak PLN melalui Fery, lanjut Dulman, baru diterima oleh pejabat Bendahara RSUD pada Sabtu (20/5/2023) yang memastikan ULP PLN Nunukan memberi toleransi keterlambatan pembayaran listrik RSUD dapat dilakukan pada Senin (22/5/2023) sebelum Pk. 11.00 Wita. Mengingat pemutusan sambungan listrik sudah terprogram menggunakan sistem otomatis terhadap pelanggan yang melakukan keterlambatan pembayaran.
Situasi yang mendesak itu membuat Dulman meminta kebijakan kepada pihak Bankaltimtara Nunukan agar bisa melakukan transaksi pada hari libur. Oleh pegawai Bankaltimtara diupayakan dengan cara menghubungi via telepon kepada pimpinan Bankaltimtara Pusat untuk terlebih dahulu meminta izin dilakukan transaksi pada hari libur kerja.
Karena komunikasi hubungan melalui telepon kepada pimpinan Bankaltimtara belum tersambungkan, kata Dulman lagi, Bankaltimtara Cabang Nunukan belum bisa melakukan transaksi yang diminta.
Hingga pada akhirnya, pada Minggu (21/5/2023) tenaga teknis lapangan PLN datang ke RSUD Nunukan untuk melakukan pemutusan sambungan listrik di RSUD. Kali ini, pihak RSUD kembali memohon agar sambungan listrik mereka saat itu tidak diputuskan dengan pertimbangan resiko terhadap pelayanan pasien.
Namun tenaga lapangan dari PLN bersikeras untuk tetap melakukan pemutusan dengan janji setelah pelunasan tagihan listrik dibayar oleh RSUD. Penyambungan Kembali akan segera dilakukan karena tenaga lapangan PLN juga memastikan mereka tetap berada di RSUD selama menunggu proses administrasi pembayaran berlangsung.
“Padahal hanya sekitar sepuluh menit saja setelah sambungan listrik diputus, kami sudah menyelesaikan pembayaran listrik itu. Kenapa tidak ada toleransi waktu sesingkat itu dari PLN jika dibandingkan taruhan nyawa pasien yang sedang kami rawat,” terang Dulman.
Lebih tragis lagi, waktu akan dilakukan kembali pemasangan sambungan listrik dimaksud, petugas lapangan yang berjanji siaga di tempat ternyata tidak ada terlihat. Upaya pihak RSUD Nunukan melalui pejabat penanggungjawab urusan listrik berkali-kali menghubungi Manajer ULP PLN Nunukan melalui telepon juga tidak mendapat respon. Sehingga membutuhkan waktu selama lebih kurang 2 jam untuk menunggu sambungan listrik terpasang kembali terhitung sejak diputuskan
Hingga akhirnya Direktur RSUD Nunukan terpaksa menghubungi mantan pejabat Manajer ULP PLN Nunukan, Kristianto yang sudah beralih tugas ke PLN Tarakan meminta difasilitasi agar pemasangan listrik PLN segera disambungkan ke RSUD Nunukan.
“Hanya beberapa menit setelah saya menghubungi pak Kristianto, barulah petugas lapangan PLN datang untuk memasang Kembali sambungan listrik yang telah mereka putuskan,” terang Dulman. (ADHE/DIKSIPRO)