NUNUKAN – Hanya beberapa jam setelah memublikasikan hasil pemeriksaan urine salah seorang Ketua RT yang terindikasi positif mengandung zat terlarang, Lurah Nunukan Barat, Sudiasih mendapat teror dari orang yang tidak dikenal.
Teror tersebut diterima Sudiasih melalui sambungan telepon private number pada Kamis malam sekitar Pk 00.00. Lebih kurang 8 jam sebelumnya, Sudiasih memang menerima informasi dari BNN Kabupaten Nunukan. Informasi yang diterima, satu dari seluruh Ketua RT di Kelurahan Nunukan Barat yang telah diperiksa urinnya ternyata positif mengandung zat terlarang.
“Panggilan telepon saya terima tengah malam, saat menjelang tidur. Saya lihat itu panggilan private number,”terang Sudiasih yang menyambut panggilan tersebut tanpa rasa curiga.
Berdasar suara penelepon yang diterima, dipastikan adalah suara seorang pria. Sudiasih menduga ada upaya si penelepon merekayasa suara agar tidak terindikasi secara baik.
“Penelepon mengecam saya karena telah melakukan kegiatan pemeriksaan urine terhadap para Ketua RT. Dia menyebut saya terlalu berani melakukan itu,” cerita Sudiasih mengutip percakapannya dengan si penelepon gelap.
Lurah Nunukan Barat ini memang sempat bertanya identitas si penelepon dan apa urusan dia mengecam kegiatan pemeriksaan urine tersebut. Tanpa menjawab pertanyaan Sudiasih, si penelepon kembali bertanya apakah kegiatan serupa juga akan diselenggarakan di kelurahan-kelurahan lainnya.
“Kalau itu saya tidak tahu. Bukan urusan dan kewenangan saya,” jawab Sudiasih. Si penelepon langsung memutuskan kontak panggilan.
Tidak hanya sekali, teror telepon gelap kembali diterima Sudiasih pada Jum’at (19/3/21) sekitar Pk. 08.00 Wita. Juga panggilan private number. Walau panggilan sudah diterima tapi kali ini si penelepon tidak mengeluarkan ucapan sepatah katapun. Dia membiarkan sambungan telepon berlanjut beberapa saat tanpa ada komunikasi kemudian memutuskan panggilan tersebut.
Bagaimana Lurah Nunukan Barat ini menyikapi teror telepon gelap yang dia terima pasca kegiatan pemeriksaan urine terhadap 30 Ketua RT di Kelurahan Nunukan Barat. Menurut Sudiasih itu adalah konsekwensi dari kebijakannya. Teror itu sendiri diakui tidak membuat nyalinya ciut.
“Tapi kewaspadaan diri dan lingkungan tetap saya tingkatkan,” kata Sudiasih.
Terlepas dari rencana pencopotan BI dari jabatannya sebagai Ketua RT karena telah terindikasi sebagai pengguna narkoba, Sudiasih memastikan pada periode-periode pemilihan Ketua RT mendatang dilingkungan Kelurahan Nunukan Barat, setiap warga yang ingin mencalonkan diri sebagai Ketua RT, berkasnya harus dilengkapi dengan keterangan bebas narkoba.
Dibalik teror yang dia terima, langkah dan inisiatif Sudiasih melakukan pemeriksaan urine terhadap ASN dikalangan Kantor Kelurahan Nunukan Barat serta 30 Ketua RT yang ada, sebenarnya banyak mendapat pujian apresiasi dari berbagai pihak. Tidak kurang, Kepala BNN Kabupaten Nunukan, Kompol Sunarto memuji langkah Sudiasih dalam melakukan deteksi dini tersebut.
“Kami dari BNN Kabupaten Nunukan mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih atas langkah bu Lurah (Sudiasih). Ini layak dicontoh dan diikuti oleh pajabat Lurah lainnya. Karena jarang yang mau melakukannya. Apalagi jika memang tidak didukung dengan dana dari pemerintah,” kata Sunarto.
Sejak menjabat Kepala BNN di Nunukan terhitung Oktober 2020 lalu, lanjut Sunarto, tingkat kelurahan yang baru melakukan antisipasi dini seperti ini baru Kelurahan Nunukan Barat. Bagi BNN hal tersebut sangat membantu BNN dalam hal pemetaan tentang peredaran maupun pengunaan narkoba di daerah ini. (PND/DIKSIPRO)