KaltaraNunukan

Lebih 20 Tahun Mengabdi Jaga Wilayah Perbatasan Negara

Kisah Dandim 0911 Nunukan, Letkol Inf Albert Frantesca Hutagalung

NUNUKAN – Komandan Kodim (Dandim) 0911 Nunukan Letkol Inf Albert Frantesca Hutagalung mengaku sudah lebih dari 20 tahun telah mengabdikan diri sebagai Anggota TNI yang ditugaskan menjaga keamanan di wilayah perbatasan.

Memulai karirnya, pria kelahiran Jakarta, 15 Desember 1980, anak seorang pengemudi Angkutan Kota (Angkot) di ibu kota negara ini lolos masuk Akademik Militer (Akmil) pada tahun 2000.

Lahir dari keluarga sederhana, ayahnya hanya seorang pengemudi Angkot di Ibu Kota Jakarta ini setelah lulus SMA pada tahun 1999, pertama kalinya mengikuti tes seleksi Akmil pada tahun 1999.

Belum berhasil pada kesempatan pertama, tidak menyurutkan keinginan kuatnya untuk menjadi seorang TNI. Tahun berikutnya dia kembali mengikuti tes seleksi Akmil. Kali ini sukses diraihnya.

“Saya tidak memiliki latar belakang keluarga militer. Ayah saya hanya seorang sopir angkot sedangkan ibu hanya seorang ibu rumah tangga biasa,” terang Albert mengawali kisahnya pada media ini, Minggu (12/6/2022)

Setelah dinyatakan diterima sebagai siswa Akmil pada tahun 2000, Albert Frantesca Hutagalung menjalan pendidikan selama 3,5 tahun di Magelang, Jawa Tengah. Tahun 2003 dia lulus dengan pangkat Letnan Dua.

Masa dinas pertama, dia ditempatkan di Papua. Putra asli Medan ini menjalani penugasan selama 9 tahun di pulau seluas 786.000 km persegi tersebut.

“Tahun 2004 saya ditugaskan dinas di Papua. Berikutnya diperintahkan ke Bandung, Jawa Barat. Kalimantan Utara merupakan provinsi kelima menjadi wilayah tempat bertugas setelah sebelumnya juga pernah di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan,” terangnya.

Menjadi tentara diakui sebagai kebanggaan tersendiri bagi dirinya maupun kedua orang tuanya. Mengagumi sosok tentara berawal ketika masih sekolah tingkat SMP di Jakarta, tiap hari dia menumpang bis baik pergi maupun pulang dari sekolah.

“Waktu itu masih SMP saya berangkat ke sekolah naik bis kota. Saat itu ada serombongan tentara ikut menumpangi bis yang sama. Tapi mereka tidak diminta membayar ongkos naik bis. Di pikiran saya ketika itu, enak juga ya jadi tentara,” ceritanya Albert sembari tertawa.

Keinginan menjadi tentara semakin kuat setelah dia duduk di bangku SMA. Ditambah lagi dorongan dari sang ayah yang ternyata diam-diam sangat mengagumi seragam militer.

Bahkan ayahnya pernah mengatakan, satu-satunya harta kebanggaan keluarga adalah bagaimana anaknya sukses. Termasuk sukses menjadi tentara.

Sebelum bertugas ke Nunukan, Albert menjabat sebagai Komandan Batalyon 611/Awang Long di Samarinda, Kalimantan Timur selama 1 tahun 2 bulan. Dia juga sempat ditugaskan khusus sebagai Komandan Satgas Pamtas RI-Papua Nugini selama 10 bulan.

Desember 2021 terbit telegram dari Markas Besar Angkatan Darat, Albert diperintahkan menjabat Dandim di Nunukan. Dan baru empat bulan lalu jabatan sebagai Dandim 0911 Nunukan dia emban.

Hal yang paling berkesan dia rasakan selama menjalani tugas di 5 provinsi yang pernah dilakoni, ketika membawa 449 prajurit di Papua melaksanakan Tugas Operasi di Puncak Jaya Wijaya. Saat itu situasi Kamtibmas di Papua sedang tidak baik.

“Malam hari pos kami dikepung, terjadi saling tembak menembak. Puji Tuhan, saya dan 449 prajurit kembali ke satuan dengan selamat. Itu menjadi kebanggaan saya,” terangnya.

Albert, sangat mengidolakan sosok Soeharto dan Soekarno. Bagi dia, Soeharto adalah sosok pemimpin yang memiliki kharismatik. Sedangkan Soekarno, di mata Albert adalah pahlawan yang telah membesarkan nama bangsa Indonesia di mata Internasional. (INNA/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button