KTH Floresta Dan TNBA Garap Destinasi Wisata Outbound
Ditargetkan Bulan Juli Sudah Dibuka Untuk Umum

NUNUKAN – Kejelian masyarakat melihat potensi lingkungan sebagai objek sarana penunjang perekonomian, perlahan mulai bertumbuh. Seperti inisiatif Kelompok Tani Hutan (KTH) Floresta yang berada di Jalan Persemaian RT 29 Kelurahan Nunukan Barat. Komunitas ini memanfaatkan lingkungan sekitarnya untuk dijadikan sebagai objek wisata baru di Nunukan.
Menggandeng komunitas pencinta alam The North Borneo Adventure (TNBA), KTH Floresta memastikan akan menghadirkan wisata outbound yang nantinya dapat dinikmati masyarakat dalam mengisi masa senggangnya. TNBA sendiri disebut-sebut sebagai komunitas pencinta alam di Nunukan yang memiliki pengalaman dan kemampuan memberdayakan alam sekitar tanpa memberi dampak kerusakan pada lingkungannya.
Selaku Ketua TNBA, kepada diksipro.com Ahmad Albar menjelaskan tentang upaya yang dilakukan oleh komunitasnya bersama KTH Floresta menciptakan objek wisata outbound tersebut bertujuan memperkaya khazanah destinasi wisata di daerah ini. Agar masyarakat Nunukan memiliki banyak alternatif pilihan berwisatanya selain yang sduah ada selama ini.
“Harus diakui, destinasi wisata alam kita di Nunukan ini masih sangat kurang. Karenanya kehadiran wisata outbound nanti akan memperkaya lagi jumlah objek wisata yang dapat dikunjungi masyarakat. Terutama terhadap masyarakat yang menyukai tantangan dalam berwisata,” kata Ahmad Albar.
Areal yang akan dijadikan lokasi wisata dimaksud, kata pria yang akrab dengan sapaan Kopang ini, memiliki luasan areal kerja 75 hektar. Pemanfaatannya untuk dijadikan lokasi wisata outbound ini, sudah mendapat izin dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).
“Melihat adanya potensi yang bisa dijadikan sebagai objek kunjungan wisata maka bersama KTH Floresta kami sepakat menggarapnya secara bersama-sama,” ungkap Ahmad Albar.
Sasaran lain dari hadirnya destinasi wisata yang satu ini, tersentuhnya kegiatan usaha masyarakat sekitar yang berefek pada pendapatan tambahan guna meningkatkan perekonomian keluarga.
“Di lokasi itu nanti akan dibuat juga bangunan untuk fasiltas beberapa kafe yang masing-masing pengelolaannya diprioritaskan untuk warga sekitar,” tambah Ahmad Albar.
Kendati memiliki pengalaman dan kemampuan, pada pengelolaan objek wisata itu nanti TNBA dan KTH Floresta tetap akan didampingi Petugas Pendamping Lapangan (PPL) Dinas Kehutanan Provinsi Kalimantan Utara. Bahkan Dishut Kaltara sudah menunjuk Sundari Rahmawati, S.Hut, M.AP. sebagai PPL pendampingnya.
Merinci masing-masing fasilitas wisata yang akan tersedia di lokasi tersebut adalah, wisata alam permaianan outbound, flying fox, camping ground, serta edukasi pengenalan jenis tanaman dan pohon. Melengkapi semua fasilitas yang disediakan tersebut akan dikerjakan secara bertahap.
Sejak April 2021 lalu, TNBA dan KTH Floresta mulai menggarap kawasan tersebut sesuai titik awal kerja yang mereka programkan. Sejak itu pula kontribusi kontrol dari PPL Kehutanan Provinsi Kaltara mulai berjalan. Selebihnya, bantuan dari Dinas Kehutanan Kaltara yang sudah diterima adalah material berupa alat dan perlengkapan flying fox. Jika sesuai rencana, ditargetkan pada bulan Juli mendatang lokasi wisata ini sudah bisa dikunjungi masyarakat. (DIA/DIKSIPRO)