Rembuk Desa

Gotong Royong Diusulkan Solusi Perbaikan Jembatan Jl. Durian

Umar : “Sampai tahun 2024 tidak tersedia Dana Desa untuk perbaikannya,”

NUNUKAN – Yakin dengan kondisi jembatan yang menjadi jalur lintasan truk pengangkut kelapa sawit di perbatasan RT. 06 dengan RT. 07 di Desa Balansiku, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan tidak bisa bertahan hingga tahun 2024, Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Balansiku, Umar menegaskan harus ada langkah segera untuk melakukan perbaikannya.

Membenarkan bahwa jembatan yang oleh masyarakat setempat diberi nama Jembatan Jl. Durian itu memang menjadi urat nadi transportasi angkutan hasil perkebunan kelapa sawit mayoritas penduduk desa setempat, menurut Umar jika langkah segera yang diinginkan tidak secepatnya ditempuh, akan berdampak langsung pada soal perekonomian masyarakat di desa mereka.

“Sebagian besar perkebunan sawit masyarakat Desa Balansiku berada pada lokasi tersebut. Dan kita ketahui selama ini hasil perkebunan itu menjadi andalan utama perputaran perekonomian di desa ini,” terang Umar.

Karena tidak bisa mengharapkan anggaran perbaikan Jembatan Jl. Durian itu melalui Dana Desa di tahun 2024 nanti, menurut Umar tindakan yang perlu dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian masyarakat di desa mereka adalah dengan melakukan gotong-royong.

“Sesegera mungkin saya akan mengundang seluruh Ketua RT dan tokoh masyarakat di Desa Balansiku untuk membahas rencana kegiatan gotong-royong perbaikan jembatan tersebut,” kata Umar.

Selain itu, lanjutnya, dia juga akan mengomunikasikan dengan para pengusaha buah sawit yang ada terkait partisipasi anggaran untuk pekerjaan gotong royong perbaikan jembatan yang memiliki panjang lebih dari 30 meter dengan lebar sekitar 4 meter tersebut.

“Walau pekerjaannya bersifat gotong royong, tentunya ada bahan dan alat yang harus dibeli. Dana yang dibutuhkan kita harapkan berasal dari para pengusaha kelapa sawit yang ada,” kata Umar lagi.

Menambahkan pentingnya jembatan dimaksudkan, menurut salah seorang tokoh masyarakat setempat, Amiruddin ada banyak pelajar sekolah yang memanfaatkan jembatan tersebut saat dari rumah mereka menuju ke sekolah masing-masing. Belum lagi jika ada warga yang sakit dan membutuhkan segera layanan medis di tempat pelayanan kesehatan yang juga harus melalui akses jembatan tersebut.

“Bagaimana anak-anak sekolah itu bisa menuju ke sekolah untuk belajar atau ada warga yang harus cepat dihantar ke Puskesmas jika jembatan dalam keadaan rusak berat dan tidak bisa dilalui kendaraan,” kata Amiruddin.

Memaklumi belum dimungkinkan mendapat biaya perbaikan jembatan melalui Dana Desa hingga pada APBDes Tahun 2024 nanti, tokoh masyarakat yang dikenal cukup gigih mengusahakan segera dilakukan perbaikan pada Jembatan Jl. Durian ini sepakat jika solusi perbaikannya dilakukan dengan cara gotong royong seperti yang diusulkan Umar selaku Ketua BPD Balansiku.

Apapun solusi yang bisa dilakukan untuk segera memperbaiki Jembatan Jl. Durian itu, menurut Amiruddin, harus segera dilaksanakan. Jangan menunggu jembatan roboh atau rusak berat dan tidak bisa difungsikan mengingat perekonomian sebagian besar masyarakat di Desa Balansiku sangat bergantung dari perkebunan kelapa sawit. (PND/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button