Sosialisasikan PMT, Desa Balansiku Hadirkan Dokter Spesialis Gizi Klinik
Dr Eiyta Ardinasari, Sp.GK Sebagai Narasumber Penyuluhan
NUNUKAN – Tercatat sebagai desa tercepat menurunkan angka stunting, semakin memotivasi Pemerintahan Desa Balansiku, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan untuk terus memerangi kondisi gangguan pertumbuhan pada anak yang penyebab utamanya adalah kekurangan asupan nutrisi selama masa pertumbuhan anak tersebut.
Caranya, dengan memberikan pemahaman kepada masyarakatnya tentang pengetahuan terhadap makanan yang mengandung berbagai macam nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga tubuh tetap sehat dan pertumbuhan yang dapat berjalan dengan normal.
Dengan tujuan tersebut, Pemerintah Desa Balansiku pada Selasa (7/11/2023) lalu menghadirkan dokter Spesialis Gizi Klinik, dr Eiyta Ardinasari, Sp.GK dari RSUD Nunukan untuk menyosialisasikan tentang ragam bahan makanan yang baik untuk dikonsumsi keluarga, terutama terhadap ibu hamil dan anak melalui kemasan kegiatan penyuluhan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Bagi Stunting dan Balita.
Kegiatan penyuluhan yang digelar antusias diikuti oleh kader-kader Posyandu, ibu-ibu PKK, ibu hamil atau menyusui, ibu-ibu yang memiliki anak balita bahkan oleh sejumlah Ketua RT dan tokoh masyarakat yang ada di desa tersebut.
Mengawali materi sosialisasinya, menurut Eiyta, kebanyakan terjadi gangguan pertumbuhan pada anak bukan disebabkan karena kurangnya makanan yang diberikan oleh orang tua. Namun masih banyak terdapat kesalahan pemahaman terhadap orang tua, terutama ibu rumah tangga yang memasak makanan yang sama untuk seluruh anggota keluarganya. Mulai dari ayah, ibu maupun anak yang mulai tumbuh dewasa.
“Padahal, jika dalam anggota keluarga terdapat anak usia balita bahkan ibu hamil, membutuhkan makan yang tidak sekedar membuat kenyang. Namun harus memerhatikan komposisi konsumsi agar memenuhi aspek nutrisi, bervitamin, kaya mineral dan tentunya tidak membawa efek negatif jangka panjang,” ujarnya.
Apalagi, makanan sehat yang dibutuhkan tersebut bukan selalu yang berharga mahal tapi cukup murah dan mudah didapatkan. Hanya pemahaman terhadap pengetahuan kandungan yang terdapat dalam bahan makan dimaksud yang perlu ditingkatkan.
Berikut, Eiyta memaparkan sejumlah bahan makanan yang mengandung berbagai unsur dibutuhkan untuk keseimbangan kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang anak yang sebenarnya banyak terdapat disekitar kehidupan sehari-hari.
Pemahaman lain yang juga perlu diberikan pada kalangan ibu rumah tangga, masih seperti dikatakan Eiyta, soal resiko stunting di dalam keluarga yang seharusnya jangan membuat keluarga merasa sedih, malu atau minder, marah bahkan sampai depresi jika terindikasi ada anaknya stunting.
Bahkan, lanjutnya, ibu-ibu harus lebih membuka diri terhadap pihak-pihak yang lebih memahami agar bisa memperoleh pengetahuan yang dapat memperbaiki kesehatan anak mereka dan jika memang terdapat resiko stunting, segera teratasi sejak dini.
“Jangan sampai ketika misalnya ada petugas dari Posyandu, Puskesmas atau dari PKK yang datang ke rumah, orang tua malah buru-buru menyembunyikan anaknya atau menutup diri untuk tidak menerima masukan,” kata Eiyta lagi.
Kesempatan terpisah, masih dalam momen yang sama, Kepala Desa Balansiku, Armansyah memastikan tentang menghadirkan dr. Eiyta Ardinasari, Sp.GK ini sebagi salah satu dari keinginan kuat pemerintahannya untuk terus menurunkan angkat stunting di desa mereka sekaligus memberi pemahaman kepada masyarakat secara luas tentang kebutuhan makanan sehat untuk keluarga terutama pada masa pertumbuhan anak sejak dalam kandungan melalui kegiatan penyuluhan yang diselenggarakan.
“Alhamdulillah, komitmen Pemerintaha Desa Balansiku dengan segala unsur terkait untuk pencegahan dan menurunkan angka stunting mendapat dukungan penuh dari masyarakat di desa kami,” kata Armansyah. (ADHE/DIKSIPRO)