Kaltara

Warga Desa Sei. Limau, Sebatik Tengah Merasa Dipaksa Miskin

Mardin : “Dana BLT lebih baik dialihkan untuk membangun fasilitas desa”

NUNUKAN – Berbeda dengan mindset kebanyakan masyarakat desa pada umumnya yang  masih sangat berharap selalu menerima bantuan sosial dari pemerintah. Umumnya warga penduduk Desa Sei. Limau Kecamatan Sebatik Tengah, Kabupaten Nunukan disebut-sebut justru sebaliknya.

Selaku pejabat Kepala Desa (Kades) di Desa Sei. Limau, Mardin menegaskan, warganya merasa ‘dipaksa’ berstatus miskin karena karena masih terdaftar diantara masyarakat Indonesia sebagai penerima dana Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang bersumber dari Dana Desa (DD)

Kebanyakan masyarakat di desa yang dia pimpin, kata Mardin, lebih menginginkan anggaran yang dialokasikan sebagai BLT untuk mereka dialihkan untuk pembangunan sarana dan prasarana desa saja. Misalnya, pembangunan atau perbaikan Jalan Tani.

“Warga menolak adanya BLT karena merasa sudah mandiri ekonomi. Wilayah kami seperti dipaksakan memiliki orang miskin. Mereka merasa tidak layak lagi menjadi penerimanya,” tutur Mardin, Rabu (9/11/2022).

Karenanya, Kades Sei.Limau Kecamatan Sebatik Tengah ini berharap pemerintah mengevaluasi kembali ketentuan 40 persen dari Dana Desa (DD) dialokasikan untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) kepada masyarakat.

Dari Ketentuan Pasal 5 Ayat (4) Perpres Nomor 104 tahun 2021 tentang Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja TA 2022 mewajibkan DD setiap kabupaten/ kota dialokasikan paling sedikit 40 persen untuk masyarakat penerima BLT.

Mardin merincikan, saat ini, jumlah kepala keluarga di desa mereka terdata sebanyak 1.014. Jumlah tersebut sesuai data Sustainable Develovment Goals (SDGs).

Namun jika mengacu pada data domisili warga, terdapat hanya 890 kepala keluarga bermukim di Desa Sei. Limau dengan rata-rata sumber mata pencaharian utamanya sebagai petani pekebun.

Jika berbicara indikator kemiskinan, kata Mardin lagi, jumlah penduduk dengan status tersebut di desanya sangat kecil. Berbeda dengan kondisi beberapa desa di Pulau Jawa.  

“Desa kami berada pada wilayah perbatasan darat terdekat dengan negara tetangga Malaysia. Banyak diantara warga saya tinggal dan berusaha di Malaysia dengan penghasilan baik,” ucapnya menutup wawancara. (DEVY/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button