NUNUKAN – Belum berfungsi sejumlah Tower Base Transceiver Station (BTS) yang dibangun pemerintah pada beberapa desa di Kabupaten Nunukan sejak beberapa tahun lalu mulai dikeluhkan. Mengingat era tehnologi informasi yang berkembang saat ini juga sangat dibutuhkan hingga oleh masyarakat di pedesaan.
Tidak sebatas mengeluhkan, pernyataan cukup keras bahkan disampaikan oleh Simpangan, Kepala Desa Labang, Kecamatan Lumbis Pansiangan, Kabupaten Nunukan dengan mengatakan merasa menyesal karena telah menghibahkan lahan untuk lokasi Pembangunan BTS tersebut. Namun hingga saat ini Tower yang dibangun di atas lahan yng dihibahkan menjadi barang tidak bermanfaat.
Menurut Simpangan, penantian cukup lama untuk dapat menikmati jaringan internet pasca BTS Stie Labang (KLU00111) dibangun mereka tunggu dengan sabar. Namun sampai saat ini tidak ada realisasinya.
“Desa Labang merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Lumbis Pansiangan. Saat Tower BTS dibangun kami sudah menaruh harapan besar akan segera tersedia jaringan internet yang akan membuka komunikasi kami dengan daerah luar. Termasuk kelancaran urusan pemerintahan,” kata Simpangan.
Dikatakan juga oleh Simpangan, kesabaran masyarakat yang selalu diminta untuk menunggu terealisasinya fasilitas internet tersebut hampir habis dan merencanakan akan menarik kembali lahan yang sudah dihibahkan dengan alasan tidak merasa ada manfaatnya.
“Jika terus seperti ini keadaannya, kemungkinan kami akan menarik kembali lahan yang sudah dihibahkan. Tower BTS yang sudah terbangun, dibongkar saja,” tegas Simpangan
Camat Lumbis Pansiangan, Lumbis S.Sos., M.M membenarkan beberapa hari lalu kelompok Masyarakat Desa Labang didampingi langsung oleh Kepala Desa mereka, Simpangan, meminta dilakukan audensi guna menuntut janji tersedianya fasilitas internat setelah Tower BTS Stie Labang terbangun.
“Bahkan beberapa waktu sebelumnya, Masyarakat Desa Nantukidan juga mempertanyakan hal sama. Kapan jaringan internet tersedia setelah sekian lama Tower BTS terbangun di desa mereka,” terang Lumbis.
Mengakomodir tuntutan masyarakat tersebut, lanjut Lumbis, dirinya sudah pernah menghubungi pihak Kantor Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) selaku pengelola pembangunan BTS. Namun beberapa kali dihubungi selalu memperoleh jawaban sama, bahwa mereka masih dalam tahapan integrated atau tahap pekerjaan secara berkelanjutan, sehingga saat ini masih dalam optimalisasi jaringan oleh pihak penyedia dan jaringan belum beroperasi sepenuhnya. (ADHE/DIKSIPRO)