Umum

Banyak Rumah Kos di Nunukan Terindikasi Jadi Tempat Prostitusi

Satpol Akan Patroli Rutin Untuk Mengawasinya

NUNUKAN – Berkembangnya usaha pertanian rumput laut di Nunukan berdampak pada terbukanya peluang bisnis mendirikan rumah kos kosan di darah ini. Maraknya usaha passive income tersebut karena saat ini Nunukan telah menjadi ‘serbuan’ warga pendatang dari luar daerah yang ‘hijrah’ ke daerah ini untuk mencoba peruntungannya melalui usaha tani rumput laut tersebut.

Sebagai pendatang yang belum memiliki tempat tinggal, apalagi dengan membawa serta anggota keluarganya, rumah kos-kosan tentunya menjadi sasaran pilhan oleh warga pendatang sebagai tempat tinggal mereka di Nunukan.

Seiring maraknya keberadaan usaha  rumah kos kosan tersebut, terutama di wilayah Kecamatan Nunukan Selatan, Menurut Kepala Bidang Ketentraman dan Ketertiban Umum pada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Nunukan , Edy berbuntut juga pada meningkatnya ancaman gangguan ketertiban umum di tengah masyarakat sekitarnya.

“Saat ini banyak rumah kos kosan, terutama di wilayah Kecamatan Nunukan Selatan, terindikasi dijadikan sebagai tempat prostitusi terselubung. Kami (Satpol PP) sudah mendapatkan laporan dari warga terkait hal tersebut,” kata Edy.

Edy memang masih belum bersedia menyebutkan dimana persisnya titik-titik lokasi rumah kos kosan di wilayah Kecamatan Nunukan Selatan yang disebutnya menjadi tempat praktik prostitusi terselubung oleh penghuninya tersebut.

Namun demikian, untuk wilayah yang saat ini banyak dibangun usaha rumah kos kosan di Kecamatan Nunukan Selatan adalah di Kelurahan Mansapa dan Kelurahan Tg. Harapan.

Selain tempat prostitusi, masih seperti dikatakan Edy bentuk kemaksiatan lain yang terjadi pada sejumlah rumah kos kosan tersebut, kerap digunakan sebagai tempat bermain judi serta pesta minum-minuman keras.

“Karena memang jauh dari pusat keramaian Kota Nunukan, banyak warga pekerja rumput laut yang menjadikan kegiatan minum-minuman keras dan bermain judi sebagai alternatif hiburan mereka setelah lelah seharian bekerja di laut,” kata Edy.

Dan yang tidak kalah memprihatinkan, lanjut dia, adanya kasus-kasus amoral. Ketika orang tua (ayah dan ibu) yang pergi bekerja mengikat tali rumput laut atau mabettang, yang biasanya dilakukan selama sehari penuh, maka anak gadis mereka yang ditinggal di rumah, tidak segan-segan memanggil teman prianya untuk datang menamuinya.

“Seperti yang baru-baru ini terjadi. Adanya pasangan pria dan wanita muda yang tertangkap basah oleh warga hanya berduaan di dalam rumah kos yang telah mengarah pada tindak perbuatan seksual,” terang Edy.

Atas potensi-potensi terjadi kerawanan gangguan ketertiban umum di tengah masyarakat tersebut, lanjut Edy, pihaknya saat ini tengah melakukan identifikasi untuk pemetaan rumah kos kosan yang ada di Nunukan.

Karenanya, Satpol PP Nunukan merasa perlu membangun sinergitas dengan masing-masing Ketua RT setempat, selaku struktur organisasi pemerintahah terendah, dapat memberikan informasi secara detil terhadap keberadaan rumah kos maupun warga pendatang di wilayah masing-masing.

Namun diperoleh keterangan, umumnya warga pendatang dimaksud juga tidak pernah melaporkan keberadaan mereka pada Ketua RT masing-masing tempat berdomisilinya. Satpol PP Nunukan merencanakan akan menggelar patrol rutin sebagai bentuk dari tindak pengawasannya

Sat Pol PP Kabupaten Nunukan juga tengah mencari tahu isntitusi mana di daerah ini yang merupakan Leading Sector terkait perijinan berdirinya usaha rumah kos kosan untuk berkoordinasi tentang status bangunan kos kosan serta legalitas keberadaannya. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button