Kades Balansiku Buka Pasar Tani
H. Firman : “Upaya pemulihan ekonomi masyarakat dimasa pandemi,”

NUNUKAN – Tiga pekan terakhir ada yang berbeda terlihat dari ‘wajah’ Desa Balansiku, Kecamatan Sebatik, Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara. Pada desa tersebut saat ini telah tersedia Pasar Tani yang dibuka dengan sasaran peningkatan perekonomian masyarakat setempat.
Dibuka sekali dalam sepekan setiap hari Rabu, aktifitas jual beli yang dimulai sejak Pk. 06.00 Wita pada pasar ini mendapat respon yang sangat positif dari masyarakat. Baik dari para petani, pedagang maupun kalangan masyarakat konsumen.
Menurut Kepala Desa Balansiku, H. Firman inisiatifnya membuka Pasar Tani ini tidak terlepas dari upaya pemulihan ekonomi masyarakat Desa Balansiku setelah diterpa pandemi Covid-19 yang berdampak pada kondisi perkembangan negatif perekonomian penduduk.
Tidak bisa dipungkiri, terangnya, akibat pandemi Covid-19, secara merata mempengaruhi perekonomian masyarakat akibat keterbatasan aktifitas yang dapat dilakukan. Termasuk warga di Desa Balansiku sendiri.
“Kondisi seperti demikian tentunya tidak bisa dibiarkan begitu saja. Harus ada upaya atau inisiatif untuk memulihkan ekonomi masyarakat. Salah satu caranya, ya dengan membuka Pasar Tani yang ada di Desa Balansiku seperti sekarang ini,” terang H. Firman.
Tingginya respon masyarakat, dari kalangan petaninya, lanjut H. Firman, karena mereka bisa menjual hasil pertanian yang dikelola kepada konsumen secara langsung dengan harga jual yang lebih baik dibanding jika hasil pertanian mereka dibeli oleh para pedagang pengumpul.
“Jika pedagang pengumpul yang datang mengambil hasil pertanian petani di desa ini, sudah pasti dengan harga yang cukup rendah,” kata Kepala Desa Balansiku ini.

Sebelumnya, karena tidak ada pilihan lain, para petani di desa ini mau tidak mau harus menjual hasil pertanian mereka kepada pedagang pengumpul. Namun dengan keberadaan Pasar Tani, mereka telah diberi alternatif pilihan dalam memasarkan hasil tani yang dikelola.
“Perkembangan terakhir, sangat jelas terlihat pilihan para petani yang lebih condong memasarkan hasil pertanian mereka melalui lapak Pasar Tani dibanding kepada pedagang pengumpul,” tegas H. Firman.
Sedangkan respon positif dari kalangan masyarakat konsumen, mereka merasa sangat terbantu dengan adanya pasar tersebut. Karena mereka dapat berbelanja kebutuhan rumah tangga sehari-harinya pada lokasi yang lebih dekat.
Walau dibuka hanya sekali dalam sepekan, warga meyiasatinya dengan membeli kebutuhan sehari-hari yang dapat bertahan lebih lama sebagai stok persediaan kebutuhan rutin rumah tangga mereka.
Tidak hanya kalangan petani, keberadaan pasar dimaksud ternyata memberi kesempatan juga pada usaha rumahan atau home industri dalam memasarkan produk mereka.
“Di Desa Balansiku ini tidak sedikit warga yang mengembangkan usaha rumahan untuk tambahan penghasilan mereka. Diantaranya pengolahan makanan atau minuman siap saji atau karya kerajinan,” kata H. Firman.
Diharapkan keberadaan pasar tersebut, motivasi warga produsen dalam mengembangkan usaha masing-masing akan semakin meningkat. Karena saat ini mereka telah disediakan wadah untuk memasarkan hasil usahanya. (PND/DIKSIPRO)