Propeller Terlilit Tali Rumput Laut, KMP Manta Alami Gangguan Pelayaran
Butuh 2 Hari, libatkn Anggota Kopaska AL Lakukan Pembersihan
NUNUKAN – Usaha pertanian rumput laut yang dikembangkan masyarakat di Nunukan kembali menimbulkan masalah setelah Kapal Motor Penyebarangan (KMP) Manta mengalami gangguan pelayarannya pada Jum’at (27/10/2023) akibat kedua propeller (kipas) terlilit tali yang membuat mesin kapal tidak dapat beraktifitas.
Berdasar keterangan Kepala UPT Pelabuhan Penyeberangan Sungai Jepun, Nunukan, Agus Rauf A.Md, tali yang melilit kedua propeller KMP Manta adalah tali bentangan pertanian rumput laut yang dikembangkan masyarakat di daerah Mamolo, Nunukan Selatan.
Untuk membersihkan tali yang melilit propeller tersebut, menurut Agus Rauf, PT. Angkutan Sungai, Danau dan Penyebarangan Indonesia Fery (Persero) atau ASDP sampai harus melibatkan 8 orang anggota Komando Pasukan Katak (Kopaska) TNI AL Nunukan dan membutuhkan waktu selama dua hari.
Akibatnya, dua layanan pelayaran KMP Manta berikutnya, sesuai jadwalkan yang ditentukan, rute ke Nunukan dan Sebatik pada Minggu dan Senin (29-30/10/2023) terpaksa dibatalkan sebelum dilakukan doking
Menceritakan kronolis terjadinya musibah tersebut, dikatakan Agus berawal saat KMP Manta melakukan pelayaran dari Nunukan pada Jum’at (27/10/2023) sekitar Pk 21.00 Wita dengan rute tujuan Tarakan.
Belum terlalu jauh bertolak dari Pelabuhan Fery Sei. Jepun Nunukan, atau saat berada dikawasan Tanjung Harapan, KMP Manta dihadang oleh bentangan tali pukat rumput laut yang melintang menutup alur pelayaran yang harus dilalui.
“Keberadaan bentangan tali pukat yang menghalang itu diketahui dari dua titik lampu yang berada pada masing-masing ujung talipukat,” terang gus Rauf.
Untuk menghindari rintangan tersebut, lanjut Agus, KMP Manta berupaya menyusuri untuk mendapatkan satu titik ujung tali agar kapal bisa lewat hingga ke Kawasan Mamolo. Ternyata titik ujung tali yang dicari masuk hingg ke areal pengembangan rumput laut yang diusahakan Masyarakat di Mamolo.
Tidak terhindarkan, banyaknya tali pondasi rumput laut yang bertebaran di derah tersebut akhirnya menjerat propeller hingga akhirnya mesin kapal dimatikan karena dipastikan tidak dapt melakukan fungsinya lagi. Kondisi tersebut segera saja menimbulkan kepanikan para penumpang kapal dan kesibukan para ABK.
Gangguan cukup berat yang dialami KMP Manta saat itu dipastikan tidak bisa melanjutkan pelayarannya ke Tarakan.
Mesin kapal yang tidak dapat difungsikan serta arus deras, upaya evakuasi dilakukan dengan cara menarik KMP Manta menggunakan Tag Boat ke Pelabuhan fery Liang Bunyu di Sebatik.
Sejumlah penumpang yang sejatinya akan melanjutkan perjalanan menggunakan pesawat setibanya KMP Manta di Tarakan pada Sabtu (28/10/2023) terpaksa saat itu difasilitasi kembali ke Pelabuhan Feri Sei. Jepun Nunukan agar dapat meneruskan perjalanan mereka menggunakan speed regular dari Nunukan ke Tarakan. Sedangkan penumpang lainnya sempat menunggu selama dua hari di atas kapal sebelum dievakuasi Kembali ke Nunukan pada Senin (30/10/2023).
Selain memfasilitasi segala kebutuhan evakuasi yang dilakukan PT. ASDP juga bertangung jawab atas pembatalan pelayaran dari Nunukan ke Tarakan saat itu dengan mengembalikan biaya tiket penumpangnya. (ADHE/DIKSIPRO)