NunukanPendidikan

Perbatasan Butuh SDM Berkualitas Untuk Kembangkan Usaha Perikanan

NUNUKAN – Sebagai daerah kemaritiman, Potensi Sumber Daya Alam (SDA) perikanan di perairan Nunukan, sangat besar. Baik yang bersumber dari perikanan tangkap maupun budidaya. Ikan dan udang merupakan sumber daya potensial pada perikanan tangkap yang mampu meningkatkan perekonomian masyarakat.

Sayangnya, kekayaan SDA tersebut belum dapat dinikmati oleh masyarakat di daerah ini secara maksimal. Sebagai daerah yang berada pada wilayah perbatasan dengan Malaysia, pengusaha dari negara tetangga terdekat ternyata berhasil merebut pasar hasil tangkapan nelayan dari Nunukan maupun Sebatik.

“Memiliki sarana penampungan yang memadai serta berkembangnya bidang usaha pengolahan aneka makanan berbahan baku ikan membuat pengusaha di Malaysia sangat siap menerima pasokan hasil tangkapan nelayan dalam jumlah besar,” begitu dikatakan dosen pengajar pada jurusan Teknologi Pengelolaan Hasil Perikanan di Politeknik Negeri Nunukan (PNN), Basran, S. Pi.,M.Si.

Hasil produksi makanan olahan dari ikan tersebut, lanjut Basran selanjutnya menjadi komoditi ekspor yang memberi keuntungan besar bagi eksportirnya. Mirisnya, tidak sedikit juga produk makanan olahan tersebut justru merambah pasar dan dikonsumsi masyarakat Indonesia.

“Dengan kata lain, hasil dari kekayaan Sumber Daya Alam (SDA) yang kita miliki justru dimanfaatkan secara maksimal oleh pengusaha bidang perikanan di Malaysia,” terang alumni Jurusan Agrobisnis Perikanan yang menyelesaikan pendidikannya tahun 2008 di Universitas Al Khairat Kota Palu ini.

Fakta ini tentunya menjadi tantangan besar bagi masyarakat yang ada di perbatasan dalam menyikapinya. Bagaimana agar SDA melimpah yang dimiliki bisa dikelola oleh masyarakat setempat dengan hasil yang dapat meningkatkan taraf perekonomian secara signifikan.

Kehadiran Politeknik Negeri Nunukan dengan salah satu jurusan unggulan yang dimiliki, yaitu Teknologi Pengelolaan Hasil Perikanan setidaknya dapat menjadi jawaban agar sumber daya perikanan di daerah ini memberi nilai tambah lebih di dalam negeri sendiri, khusunya terhadap masyarakat Nunukan.

PNN memberi solusi dengan perannya mencetak generasi-generasi masa depan terdidik dalam mengelola potensi perikanan yang ada. Bekal pengetahuan dengan sentuhan teknologi akan diberikan kepada mahasiswa jurusan Teknologi Pengelolaan Hasil Perikanan demi pengembangan wirausaha perikanan di daerah ini dapat berkembang pesat.

Contoh potensi perikanan lain seperti diberikan oleh dosen PNN yang menyelesaikan Prodi Magister Pembangunan Wilayah Pedesaan tahun 2012 di Universitas Tadulako, Palu ini adalah melimpahnya ikan teri di perairan Laut Ambalat, Nunukan.

Selama ini, oleh para nelayan, ikan yang belakangan populer dengan nama Teri Ambalat tersebut juga hanya diolah secara tradisional, dimasak lalu dijemur untuk keringkan sebelum dijual ke Malaysia. Karena hasil tangkapan melimpah, maka harga jualnya kepada penampung di negeri jiran tersebut cenderung murah. Bahkan tidak jarang melimpahnya hasil tangkapan Teri Ambalat tersebut terpaka dibuang sebagian dikarenakan sarana tempat penjemuran yang dimiliki nelayan tidak tersedia cukup.

“Jika proses pengeringannya dilakukan dengan cara-cara lebih baik, dalam hal ini dilakukan melalui sentuhan pengetahuan teknologi, tentunya nilai ekonomis yang dicapai akan bisa lebih tinggi lagi. Demikian juga jika berbagai jenis makanan olahan berbahan baku ikan Teri itu bisa diciptakan menjadi wirausaha yang sangat menjanjikan,” kata Basran

Melihat kenyataan yang ada, sudah barang tentu kebutuhan tenaga terampil terdidik berbekal pengetahuan teknologi yang mumpuni, selayaknya tersedia di daerah ini. Politeknik Negeri Nunukan dengan jurusan Teknologi Pengelolaan Hasil Perikanan yang dimiliki tentunya menjadi harapan besar menjawab tantangan tersebut. (PND/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button