NUNUKAN – Karena harganya yang lebih murah, namun dengan mutu yang tidak lebih baik, peredaran beras asal Malaysia di Kabupaten Nunukan, terutama di wilayah Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik, tidak bisa terhindari ramai mewarnai perdagangan di kedua wilayah tersebut.
Akibatnya, tidak sedikit pedagang di dua wilayah yang berbatasan dengan negara tetangga tersebut berbuat curang dengan mengoplos beras asal Malaysia tersebut dengan beras produksi lokal yang memiliki kualitas lebih baik. Lalu menjualnya dengan harga pasaran beras lokal yang sedikit lebih mahal.
Mengantisipasi ulah pedagang dari perbuatan curang tersebut, Rabu (12/6/2024), menjelang perayaan hari besar agama Idul Adha 1445 H, Dinas Koperasi, UMKM Perindustrian dan Perdagangan (DKUKMPP) Kabupaten Nunukan akan melakukan pemantauan stok serta harga sejumlah komoditi pangan di Nunukan dan Sebatik.
Pengawas Perdagangan DKUKMPP Kabupaten Nunukan, Abdul Rahman mengatakan, pemantauan barang pangan di pasaran kedua wilayah dimaksud meliputi sayur mayur, dan minyak goreng. Terutama stok beras yang akan meningkat kebutuhannya pada perayaan Hari Raya Idul Adha tahun ini.
“Di Sebatik kami juga memantau kondisi beras-beras yang dipasok asal Malaysia. Dikhawatirkan adanya peredaran beras oplosan lalu dilakukan pergantian karung kemasan dn dijual di pasaran,” kata Abdul Rahman.
Dia memastikan harga beras dari Malaysia yang memang lebih rendah dibanding harga beras dari dalam. Jangan sampai kondisi tersebut dimanfaatkan pedagang dengan mengganti karung beras lalu menjualnya dengan harga setara beras dalam negeri.
“Kami sudah mendapat laporan dari warga. Ada yang membeli beras lokal tapi rasanya seperti beras yang didatangkan dari Malaysia,” jelas Abdul Rahman.
Berdasar informasi itu, lanjut dia, pemerintah Daerah melalui DKUKMPP Kabupaten Nunukan melakukan pengawasan di lapangan terhadap beras yang ada di Sebatik.
Data diperoleh dari DKUKMPP Kabupaten Nunukan, harga beras premium saat ini per kilogram Rp 16 ribu, sedangkan medium berkisar antara Rp. 14 ribu hingga Rp.15 ribu per kg, sedangkan harga pasaran beras lokal sebesar Rp. 13 ribu per kg. Sementara itu harga pasaran beras impor asal Malaysia di daerah ini dibandrol dengan harga lebih murah, hanya di kisaran Rp. 11 ribu hingga Rp 11,5 ribu per kg. (ADHE/DIKSIPRO)