Nunukan
Trending

Pelajar Sekolah di Nunukan Selatan Terancam Berbagai Penyakit

Evi Maryani : Mulai diabetes, kolesterol, tekanan darah tinggi hingga kanker,”

NUNUKAN – Pelajar pada sekolah sekolah di Kecamatan Nunukan Selatan terancam mengidap penyakit diabetes, kolesterol, tekanan darah tinggi bahkan penyakit Kanker.

Begitu diasumsikan Kepala Puskesas Sedadap, Evi Maryani pada kegiatan pertemuan Lintas Sektoral Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan yang digelar di Aula Pertemuan Gedung Kelurahan Nunukan Selatan, Selasa (9/8/2022) lalu.

Memberikan alasan dari perkiraan tersebut, menurut Evi lantaran sekolah-sekolah di wilayah Kecamatan Nunukan Selatan hingga saat ini belum ada satupun yang memiliki Kantin Sekolah Sehat.

Karenanya saat berada di sekolah para siswa berbelanja pada pedagang di luar sekolah sebagai alternatifnya. Padahal diketahui rata-rata jajanan yang dijajakan pedagang di luar sekolah tersebut sangat tidak sehat.

“Bayangkan, jika selama enam tahun selama di sekolahnya, pelajar SD terus menerus mengkonsums makanan tidak sehat karena menggunakan campuran bahan  yang tidak memenuhi standar kesehatan,” katanya.

Tidak hanya penyakit Diabetes, Kolesterol dan Tekanan Darah Tinggi, masih menurut Evi, para pelajar tersebut bahkan ternacam mengidap kanker lantaran makanan yang dikonsumsi mengandung bahan pengawet yang berbahaya terhadap tubuh.

Karenanya, Kepala Puskesmas Sedadap ini berharap adanya inistiatif-inisiatif dari pihak terkait, terutama dari Kecamatan dan Kelurahan bersama Puskesmas, bisa melakukan pertemuan dengan pihak sekolah untuk membicarakan hal tersebut.

Tentang sekolah yang belum memiliki Kantin Sekolah Sehat tersebut, hanya salah satu dari Top Issue Puskesmas Sedadap yang dipaparkan Evi saat itu.

Isu lainnya, adalah permasalahan Posyandu binaan Puskesmas Sedadap. Menurutnya, dari 5 Posyandu yang ada, hanya tinggal 1 Posyandu yang masih aktif. Itupun dengan jumlah kunjungan yang hanya 50 persen dari bayi/balita yang ada.

Dijelaskan, dari 712 bayi/balita yang berada dalam cakupan kerja Puskesmas Sedadap, jumah kunjungan ke Posyandu hanya sebanyak 258 orang atau 36 persen. Dipastikan ini sebagai tingkat kunjunganyang sangat rendah.

Salah satu keprihatinan dicontohkan seperti pada Posyandu Limau di Kelurahan Nunukan Selatan yang disebut-sebut sudah tiga bulan terakhir terkunci dan tidak ada kader yang hadir.

“Mulai dari kunjungan, Posyandu hingga kader, semuanya bermasalah. Ini membuat kami, pihak Puskemas menjadi bingung. Bagaimana maunya,” kata Evy Mariani.

Mengatasi persoalan di Posyandu Limau tadi, lanjutnya, agar layanan kesehatan bayi dan anak di kawasan tersebut dapat tetap terakomodir, pihak Puskesmas Sedadap pada bulan Juli 2022 lalu berinisiatif membuka layanan Posyandu menggunakan mobil Ambulan. (PND/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button