NUNUKAN – Organisasi Kemahasiswaan (Ormawa) dari Himpunan Program Studi Teknologi Hasil Perikanan (Himaprodi THP), Politeknik Negeri Nunukan terus aktif dalam melakukan kegiatan-kegiatan memberdayakan masyarakat.
Satu diantara kegiatan pemberdayaan yang belum lama ini dilakukan, menggelar pelatihan diversifikasi olahan rumput laut untuk perempuan di wilayah Kelurahan Nunukan Selatan, Kecamatan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan yang melibatkan kalangan perempuan. Antusias mengikuti kegiatan ini, tidak hanya dari perempuan para pekerja usaha budidaya rumput laut, namun para ibu rumah tangga serta remaja putri warga Kelurahan Nunukan Selatan.
Ketua Pelaksana Program Ormawa Membangun Negeri (POMN) dari Himaprodi THP Politeknik Negeri Nunukan, Renita memastikan terlaksa kegiatan tersebut didasarkan pada kebutuhan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Indonesia dalam memberikan kontribusi pada perwujudan program SDGs dimana fokus pengembangannya menyasar pada kegiatan pembangunan yang berkelanjutan.
Sedangkan latar belakang dipilihnya kegiatan dimaksud, menurut mahasiswa semester III Prodi Teknologi Hasil Perikanan ini, merujuk pada wilayah Kelurahan Selatan sebagai salah satu kawasan potensial penghasil komoditas rumput laut. Tidak sedikit masyarakat menggeluti usaha pembudidayaannya sebagai sumber utama perekonomian keluarga.
“Terjadi ketidakstabilan harga rumput laut dalam kurun waktu setahun terakhir, yang cenderung terus menurun menjadi keluhan para petani pembudidaya. Karena secara otomatis berdampak negatif pada ekonomi keluarga,” kata Renita.
Berdasar data terhimpun, rumput laut kering di Nunukan menurut Renita sempat mengalami masa jaya saat harganyanya mencapai Rp 42.000 per kilogram. Memasuki awal tahun 2023 terjadi penurunan harga cukup signifikan, senilai Rp 30.000 per kilogram.
Tidak berhenti sampai disitu, lanjut Renita, turunnya harga jual rumput laut di tingkat petani hingga mencapai Rp 25.000 per kilogram. Bahkan pada kondisi terakhir harga rumput laut semakin membuat petaninya menjerit setelah ‘terjun bebas’ hingga menembus haarga Rp. 10.000 per kilogram
“Kondisi tersebut menjadi perhatian serius kami dari Himaprodi THP Politeknik Negeri Nunukan. Solusi yang kami tawarkan, memberikan pemahaman sekaligus pelatihan diversifikasi olah makanan berbahan rumput laut menjadi produk bernilai ekonomis,” terangnya.
Beberapa contoh dari sekian banyak jumlah produk makanan olahan berbahan bahan dasar campuran rumput laut seperti yang dikatakan Renita, diantaranya kerupuk, stik, pilux, candy, mie dan brownnies.
Pelatihan mengolah makanan berbahan rumput laut bernilai ekonomis, seperti yang dilakukan Himaprodi THP Politeknik Negeri Nunukan untuk kalangan perempuan di lingkungan wilayah kerjanya, mendapat respon positif dari Lurah Kelurahan Nunukan Selatan, Afrendi, S.STP.
Dia berharap, kegiatan pelatihan yang terselenggara akan membangkitkan gairah serta produktifitas optimal komoditas yang menjadi sumber daya andalan di Kabupaten Nunukan ini.
“Pada jangka panjangnya, program pelatihan ini akan memberi dampak sosial dan ekonomi yang signifikan. Tidak hanya paada sisi pemberdayaan masyarakatnya namun juga pada peningkatan kesehatan, hingga penguatan ekonomi lokal,” ujar Afrendi.
Peserta yang melibati kegiatan pelatihan juga menyampaikan rasa terimakasih atas kepedulian yang diberikan Ormawa Himaprodi THP Politeknik Negeri Nunukan. Tidak sekedar mendapat pengetahuan cara mengolah makanan berbahan rumput laut saja. Lebih dari itu, kegiatan yang diikuti juga telah menjadi jendela terbuka dalam melihat peluang-peluang usaha dapat tercipta dari sumberdaya perikanan. (ADHE/DIKSIPRO)