EkowisNasional

Kaltara Diwacanakan Jadi Sentral Hutan Mangrove di Indonesia

NUNUKAN – Pada kunjungan kerjanya ke Kalimantan Utara (Kaltara) beberapa waktu lalu, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Dr. Siti Nurbaya, M.Sc juga meninjau beberapa titik lokasi hutan Mangrove.

Menurut Kepala Unit Pengelola Teknis Daerah Kesatuan Pengelolaan Hutan (UPTD KPH) Nunukan, Roy Leonard Agus, S.Hut, tinjauan Menteri LHK tersebut terkait wacana Kaltara akan dijadikan Sentral Hutan Mangrove.

Mendampingi Roy Leonard, Kepala Seksi Perlindungan Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem dan Pemberdayaan Masyarakat UPTD KPH Nunukan, Dedy Suprayitno, S. Hut, hal itu menyiratkan bahwa hutan Mangrove di Kaltara akan diandalkan sebagai kawasan alami bentangan alam, satwa liar dan flora yang terlindungi.

Apalagi tren ketertarikan masyarakat dunia terhadap kawasan-kawasan alami, menjadikannya sebagai ekowisata yang merupakan bagian logis dari pembangunan yang berkelanjutan.

“Lokasinya pada delta Kayan Sembakung yang meliputi Bulungan, Kabupaten Tana Tidung (KTT) dan Nunukan. Di sepenjang lahan tersebut nantinya akan dijadikan kawasan penanaman Mangrove,” terang Dedy Suprayitno.

Untuk merealisasikan rancangan tersebut, masih seperti dikatakan Dedy, Pemerintah Pusat telah menggelontorkan anggarannya melalui Badan Restorasi Gambut dan Mangrove (BRGM).

“Pada kegiatan itu nanti, UPTD KPH Nunukan akan memasilitasi untuk memilih penyedia bibit serta Sumber Daya Manusianya yang berbasis organisasi kemasyarakatan,” kata Dedy Suprayitno lagi.

Dalam kunjungan Menteri LHK ke Kaltara saat itu, menurut Dedy, Siti Nurbaya juga melihat secara langsung sejauh mana kesiapan dan pelaksanaan progres yang telah ditangani oleh BRGN di Kaltara.

Direncanakan, Presiden Joko Widodo juga akan mengunjungi Kaltara pada tanggal 15 Oktober mendatang. UPTD KPH Nunukan, lanjut Dedy sudah diminta melakukan persiapan-persiapan terkait jika kehadiran Kepala Negara itu nanti terwujud.

“Informasi kami dapatkan dari Gubernur, Presiden menginginkan Kalimantan Utara menjadi Pusat Perbaikan Mangrove yang kelak dapat diandalkan pada sektor wisatanya,” lanjut Dedy lagi.

Beberapa negara telah berhasil menunjukkan ekowisatanya telah menjadi bagian ekonomi global yang mendatangkan pendapatan untuk membayar konservasi sumber daya alam dan membiayai kehidupan masyarakat penunggunya.

Diakui potensi alam yang ada di Kaltara memang belum tergali maksimal. Baik dari sisi Ekonomi, Ekologi, maupun sosialnya. Salah satu kendala terbesar dalam hal ini, adanya sifat penguasaan lahan dari masyarakat sendiri. (DEVY/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button