NUNUKAN – Demi terbangunnya pengelolaan bisnis usaha secara lebih baik, PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional IV Cabang Nunukan akan terus melakukan inovasi pengembangan pelabuhan yang berstandar di daerah ini.
General Manager PT. Pelindo (Persero) Regional IV Cabang Nunukan, Nasib Sihombing, S.T., M.T mengatakan, usaha bisnis yang dikembangkan sebelum ini berjalan tanpa wadah berlegalitas Wadah yang akan dikenal sebagai Koperasi Tunon Taka tersebut nantinya akan menerapkan kegiatan doring .
Yakni barang yang keluar dari pelabuhan menuju pemilik barang akan difasilitasi oleh Koperasi Tunon Taka.
“Sisi positif dari keberadaan Koperasi Tunon Taka bagi Pelindo, pengeluaran keuangan dan pembayaran pajak untuk berbagai kegiatan sudah lebih transparan,” ujar Nasib Sihombing.
Penertiban administrasi melalui sistem cashless (non tunai) di pelabuhan dimaksudkan untuk menghindari potensi penyimpangan atau praktek dari oknum-oknum dalam proses transaksi pembayaran tunai.
Dalam peningkatan pelayanannya kepada masyarakat, perbaikan jalan masuk ke area Pelindo saat ini juga tengah dilakukan.
Menurut Nasib, penyelesaian pekerjaan jalan masuk tersebut ditargetkan pada Desember 2021 ini sudah selesai.
“Inovasi yang kami lakukan demi menjaga dan memelihara Pelabuhan Nunukan secara baik, tertib dan tertata sebagai aset warisan bagi generasi selanjutnya,” tegas GM. PT. Pelindo (Persero) Regional IV Cabang Nunukan ini.
Jika inovasi tidak dilakukan mulai sekarang, lanjut dia, maka kita akan terus terjebak dalam kebiasaan lama, carut marut dan kompleksitas permasalahan di pelabuhan.
Edukasi akan terus dilakukan kepada masyarakat kendati hasilnya memang tidak serta merta diperoleh secara sempurna dalam waktu singkat.
Setidaknya, dari tahun ke tahun kebiasaan kurang baik sebelumnya akan terus berkurang. Hal tersebut selalu berjalan seiring dengan meningkatnya kesejahteraan sosial di tengah masyarakat.
Zonasi kegiatan Bongkar muat Barang Peti Kemas dan Penumpang sudah dibedakan dan terpisah sehingga tidak ada lagi crossing kegiatan. Hal tersebut tentunya merupakan bagian dari strategi bisnis dan inovasi yang dilakukan.
Dicontohkan, keberadaan terminal penumpang beserta beberapa fasilats lain yang ada sekarang, menghabiskan anggaran pembangunan hingga mencapai Rp 70 Milyar. Belum lagi jika anggaran tersebut merupakan dana pinjaman yang memiliki beban bunga. Tentunya menambah pengeluaran ekstra bagi PT. Pelindo (Persero).
Pungutan Biaya Adminiatarsi dari setiap penumpang sebesar Rp 25.000, dipastikan sudah fisibel untuk mendukung membangun fasilitas sekelas Terminal Penumpang berstandar.
Dijelaskan, beberapa bisnis Pelindo Nunukan saat ini meliputi 4 segmentasi. Masing-masing pada Jasa Pelayanan Kapal. Yang pertama, dimulai dari jasa kapal masuk, jasa pelabuhan, jasa pemanduan dan jasa tambat.
Bisnis Kapal yang ke 2 adalah pada jasa peti kemas yang dimulai dari bongkar muat barang, membawanya ke dermaga sampai gudang, jasa penyewaan alat serta jasa alat berat.
“Yang ketiga, meliputi jasa non peti kemas yaitu jasa bongkar muat semen, barang proyek, jasa sewa pergudangan, dan bisnis kapal,” terang Nasip Sihombing.
Sedangkan untuk bisnis yang keempat adalah Passenger Service Handling, Pas Gerobak dan Pas Persewaan Kantin. (DEVY/DIKSIPRO)