Umum

Fang Sheng Tandai Puncak Perayaan Trisuci Waisak di Nunukan

Hardani : “Meneruskan ajaran perbuatan baik Sang Buddha Sidarta Gautama,”

NUNUKAN – Pelepasan 150 ekor ikan Lele di Bendungan Kp. Tator Kelurahan Nunukan Tengah menandai puncak acara perayaan Hari Raya Trisuci Waisak Tahun 2023 di Nunukan. Ritual pelepasan ikan (mahluk hidup) yang dalam ajaran agama Buddha disebut Fang Seng ini merupakan tradisi dalam mewujudkan cinta pada alam dan hewan sesuai ajaran Buddha, bahwa manusia harus menyayangi mahluk hidup, termasuk hewan.

Fang Seng memiliki pengertian yang berarati melepaskan atau mengembalikan mahluk hidup ke habitatnya untuk memberi kebahagiaan dengan kesempatan hidup yang lebih lama,”  kata Hardani, salah seorang Magabudhi di Vihara Sasana Graha Nunukan, Minggu (4/6/2023).

Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, kendati terselenggarakan secara sederhana namun perayaan memperingati hari kelahiran sang Buddha Gautama oleh umat Buddha di Nunukan berlangsung khidmat.

Jika ada yang berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya, kata Hardani, pada Waisak 2567 Buddhis Era kali ini lebih kepada jumlah umat Buddha di Nunukan yang semakin bertambah.

Penambahan jumlah umat tersebut diperoleh dari angka kelahiran anak serta sejumlah pelajar yang sudah kembali ke Nunukan setelah menyelesaikan pendidikan sekolah mereka di luar daerah. Terutama di pulau Jawa.

“Ibadah Waisak di Vihara Sasana Graha Nunukan tahun ini dihadiri lebih dari 80 orang umat Buddha di Nunukan,” tambah Hardani yang juga menjabat Sekretaris pada pengurus rumah ibadah Vihara Sasana Graha Nunukan.

Dirincikan, prosesi perayaan Trisuci Waisak di daerah ini sebenarnya sudah dimulai sejak satu bulan sebelumnya melalui pelaksanaan Sebulan Pendalaman Dama (SPD), dengan mengulang-ulang kembali ajaran-ajaran Buddha.

Berikutnya adalah puncak pelaksanaan Waisak pada Minggu (4/6/2023), umat Buddha melaksanakan Puja Bakti, mengenang kembali tiga peristiwa penting yang berhubungan dengan Sang Buddha, yakni Kelahiran Bodhisattva Sidarta Gautama, Pertapa Sidarta Gautama menjadi Buddha serta Sang Buddha Paribbana atau wafat.

Detik-detik perayaan Waisak yang tahun ini yang jatuh pada Pk 11.41.49 Wita dilkukan dengan pembacaan Paritta dan bermeditasi untuk mengingat kembali detik-detik perjuangan dengan Sang Buddha dengan cinta kasih dan belas kasihnya mengajarkan dharma kepada para dewa dan manusia.

Juga secara bersama-sama mendengarkan pesan Waisak 2023 dari Sanghanayaka Sangha Theravada Indonesia, YM Bhante Subapanno Mahatera yang merupakan Pimpinan Sangga Terawada Indonesia yang menitikberatkan harapan semoga semua umat Buddha bisa bebas dari belenggu diri sendiri dan bisa hidup dalam kedamaian dan kegembiraan yang tentram juga Bahagia

Ritual selanjutnya adalah memberikan pengormatan melalui salah satu dari empat cara penghormatan, yaitu Pradhaksena, mengelilingi tempat suci sebanyak 3 kali sebelum akhirnya ditutup dengan acara makan bersama yang semuanya digelar di Vihara Sasana Graha Nunukan. (ADHE/DIKSIPRO)

.

Komentar

Related Articles

Back to top button