BEM Politeknik Negeri Nunukan Gelar Dialog Kebangsaan

NUNUKAN – Bertujuan agar semangat dan jiwa nasionalisme generasi muda bisa lebih kokoh, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Politeknik Negeri Nunukan (PNN) menggelar kegiatan Dialog Kebangsaan dengan tema Meningkatkan Jiwa Nasionalisme Pemuda Perbatasan, Generasi Muda Tangguh Negara Tumbuh.
Kegiatan yang diselenggarakan di ruang serba guna Gedung PNN Jl. Limau, Nunukan Selatan tersebut menghadirkan dua narasumber dari Polres Nunukan dan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Nunukan.
Dalam sambutannya saat membuka secara resmi acara ini, Direktur PNN Nunukan Arkas Viddy S.E, M.M., Ph.D yang diwakili Staf Akademik PNN, Syahril, S.Pd, menyambut baik inisiatif BEM PNN menggelar kegiatan ini sebagai partisipasinya mengisi pembangunan melalui peningkatan kualitas generasi muda seara umum dan khususnya tehadap mahasiswa di PNN sendiri.
“Kegiatan serupa ini dapat membangun karakter mahasiswa yang siap menempatkan diri dengan orientasi yang penuh dedikasi dalam meningkatkan SDM generasi muda,” kata Syahril.
Menurut Syahril, acara Dialog Kebangsaan ini menjadi bukti kreatif mahasiswa PPN dalam menyiasati aktivitas positif pada situasi pendemi Covid-19 dan pelaksanaan PPKM yang diterapkan pemerintah.
“Masa Pandemi bukan menjadi alasan untuk kita berdiam diri tidak melakukan aktivitas-aktivitas bermanfaat. Namun tentu saja aktivitas yang dilakukan harus tetap mengacu pada kebijakan dan batas ketentuan yang ditolerir oleh pemerintah,” terang Syahril.
Mewakili Kapolres Nunukan AKBP Syaiful Anwar, Kasat Intelkam Polres Nunukan, IPDA Mochamad Syaifuddin Hamzah yang hadir sebagai pemateri juga memberikan apresiasinya atas kegiatan dialog yang bertujuan menguatkan dan memantapkan semangat kebangsaan dan nasionalisme yang berdampak terjaganya rasa dan persatuan bangsa seperti yang diselenggarakan BEM PNN.
Menurut Syaifuddin, upaya-upaya untuk membentengi diri generasi muda dengan rasa nasionalisme yang begitu besar perlu terus dibangun. Apalagi jika melihat tantangan masa depan yang memasuki era kemajuan teknologi informasi dan komunikasi yang akan merubah perang konvensional menjadi perang modern.
“Perang masa depan bukanlah perang dengan menggunakan kekuatan militer tapi adalah perang yang memanfaatkan kemajuan teknologi media massa serta kejahatan dunia maya yang mampu merubah pola pikir dan ideologi, ekonomi, politik, sosial dan budaya tanpa disadari infiltrasinya,” terang Syaifuddin.
Mewaspadai lebih dini, lanjut Kasat Intelkam Polres Nunukan ini, mahasiswa sebagai bagian dari generasi muda bangsa, harus memiliki wawasan kebangsaan yang cukup baik dalam menghadapi arus globalisasi. Bahkan mampu menularkannya secara lebih luas di tengah masyarakat.
“Jika wawasan kebangsaan dan rasa cinta tanah air pemuda indonesia tidak terbangun dengan baik, maka bisa berdampak pada tergerusnya rasa nasionalisme dan krisis jati diri bangsa,” tegas Syaifuddin.
Membawakan materi berjudul Nasionalisme Dalam Implementasinya di Perbatasan, Kepala Badan Kesbangpol Nunukan, Joko Santosa S.H. memulai penyampaiannya dengan definisi nasionalisme. Mengutip salah satu makna dari kata nasionalisme itu, dijelaskan Joko bahwa nasionalisme merupakan satu sikap politik dari masyarakat suatu bangsa yang mempunyai kesamaan budaya dan wilayah serta kesamaan cita-cita yang mendalam kepada bangsa itu sendiri.
Perlunya pemahaman ini disampaikan, kata Joko, karena dengan latar belakang berbagai perbedaan yang terdapat pada masyarakatnya, bangsa kita ternyata mampu bersatu dalam satu kesatuan negara Republik Indonesia.
Rasa senasib dan sepenanggungan karena sama-sama pernah dijajah oleh bangsa asing yang membuat keinginan untuk bersatu tersebut muncul dengan sangat kuat.
“Artinya, nasionalisme itu adalah suatu faham yang menciptakan dan mempertahankan sebuah kadaulatan negara dengan mewujudkan suatu konsep bersama untuk sekelompok manusia yang disebut Indonesia,” terang Joko.
Mewakil panitia pelaksana kegiatan, Estimaya berharap dari kegiatan dialog yang mereka laksanakan ini akan membangkitkan semangat dan jiwa nasionalisme pada generasi muda.
“Terutama untuk pemuda yang berada di wilayah perbatasan, semangat jiwa nasionalisme yang terbangun harus kokoh sehingga menjadi nilai-nilai kebangsaan yang dapat dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari-hari,” terang mahasiswa Semester V Fakultas Administrasi Bisnis di PNN ini.
Selain Kapolres dan Kepala Badan Kesbangpol Nunukan, menurut Ketua BEM PNN, M. Asnawi, mereka juga mengundang pihak Kodim 0911/ Nunukan, Lanal Nunukan dan Satgas Pamtas RI-Malaysia untuk hadir sebagai narasumber pada acara ini. Namun hingga acara berakhir, hanya dua diantaranya yang hadir menyampaikan masing-masing materi dialog. (PND/DIKSIPRO)