NunukanPendidikan

Arena Jambore Pramuka Jadi Kubangan Lumpur

Aswan : “Semua kegiatan tetap berjalan sesuai agenda,”

NUNUKAN – Ketua Panitia Jambore Ranting dan Pesta Siaga Pulau Nunukan, Aswan Sunduk, memastikan tidak ada yang kegiatan yang berubah atau masa pelaksanaan yang dikurangi terkait memprihatinkannya kondisi lapangan Perkemahan Pramuka Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan yang mereka gunakan dalam melaksanakan kegiatan perkemahan kepramukaan ini.

Sesuai yang dijadwalkan, sejak pembukaan hari pertama kegiatan ini digelar pada Selasa 5 September 2023 tetap akan dituntaskan hingga 5 hari berikutnya, saat penutupan pada Sabtu 9 September 2023 mendatang.

“Semua kegiatan dan hari pelaksanaan tetap akan dilangsungkan seperti yang sudah dijadwalkan. Kondisi di lapangan masih kami anggap cukup kondusif untuk sebuah kegiatan perkemahan,” kata Aswan, Rabu (6/9/2023).

Seperti diketahui, hujan yang turun mengguyur kota Nunukan beberapa hari belakangan, membuat kondisi sebagian besar arena perkemahan itu berubah menjadi kubangan lumpur yang menghambat berbagai aktifitas para Pramuka peserta perkemahan ini.

Aswan memastikan, dari hasil pantauan panitia penyelenggara, kegiatan yang diikuti sebanyak 666 peserta Jambore termasuk Bina Damping, tetap tampak bersemangat melakukan aktifitas masing-masing maupun kegiatan-kegiatan kepramukaan yang sudah dijadwalkan panitia di lokasi tersebut.

Hingga hari kedua, lanjut dia semua kegiatan masih berjalan sesuai yang diagendakan. Termasuk menerima kedatangan sebanyak 310 orang peserta Pesta Siaga pada Kamis 7 September 2023, tetap dipersiapkan.

Bahkan kegiatan yang digelar dalam rangka memperingati HUT Pramuka yang ke 62 Tahun 2023 ini, sedianya hanya diperuntukkan bagi Pramukan pelajar tingkat SD dan SMP di wilayah Kecamatan Nunukan dan Kecamatan Nunukan Selatan ini mengundang antusias para Pramuka dari Kecamatan Sebuku untuk ikut bergabung dalam kegiatan Pesta Siaga.

Lalu bagaiman pendapat  diantara para peserta Jambore yang untuk pertama kalinya digelar ini terkait kondisi lokasi perkemahan maupun persiapan panitia penyelenggara?

Munirah, salah seorang guru pada sekaligus Pembina Pramuka putri di SMP Negeri 1 Nunukan Selatan, mengakui jika buruknya kondisi lokasi perkemahan yang menjadi kubangan lumpur akibat guyuran hujan beberapa waktu terakhir secara otomatis banyak menghambat aktifitas para peserta Jambore.

Sejak hari pertama memasuki lokasi perkemahan, buruknya kondisi lapangan sudah menjadi hambatan awal bagi peserta untuk mendirikan kemah atau tenda mereka. Beberapa aktifitas tetap dapat mereka lakukan walau dengan hasil tidak maksimal.

“Lokasi perkemahan yang berlumpur membuat peserta Jambore melakukan aktifitas mereka tanpa menggunakan alas kaki. Itu cukup mengkhawatirkan kami. Kondisi lapangan seperti ini juga mengkhawatirkan kami terhadap kesehatan  anak-anak,” katanya.

Kendati demikian, lanjut Munirah, secara umum para pramuka peserta Jambore ini, termasuk pramuka dari sekolah mereka terlihat tetap bersemangat dalam melakukan aktifitasnya maupun saat mengikuti kegiatan-kegiatan yang dijadwalkan oleh panitia penyelenggara

Pembina Pramuka dari SD Negeri 010 Nunukan, Yulius, juga mengaku memprihatinkan kondisi arena perkemahan tempat kegiatan ini digelar. Kendati memaklumi situasi tersebut terjadi karena faktor alam yang tidak bisa dihindari, namun ada hal yang menurutnya kurang tepat diperhitungkan panitia adalah soal penempatan lokasi peserta Jambore Putra dengan peserta Jambore putri.

“Pramuka peserta jambore putri ditempatkan pada lokasi yang cukup sulit dijangkay dengan beberapa hambatannya dibanding peserta Pramuka putra,” kata Yulius.

Baik Yulius maupun Munirah senada mengkritisi soal sarana air bersih serta instalasi listrik yang dipersiapkan oleh panitia. Sejak hari pertama saja, kata mereka, peserta Jambore sudah kesulitan mendapatkan kebutuhan air bersih. Demikian juga dengan sarana kebutuhan litrik pada hampir seluruh kemah atau tenda peserta putri yang belum didapatkan pada malam pertama kegiatan.

Berbeda dengan pendapat Siti Halifah. Salah seorang Pembina Pramuka dari SD Negeri 004 Nunukan ini, Siti Halifah, justru menilai buruknya kondisi arena perkemahan yang tidak terhindarkan akibat guyuran hujan merupakan hal yang biasa. Apalagi terhadap anggota Pramuka, hal tersebut bukan masalah yang perlu dikeluhkan. Bahkan sebaliknya, menjadi pengalaman dan bentuk pembinaan mental untuk menempa kesiagaan anggota Pramuka mengahadapi situasi atau kondisi alam yang kurang bersahabat.

“Terutama untuk para Pembina, kondisi alam yang mempengaruhi lokasi perkemahan menjadi tantangan positif dalam memberikan pendidikan kepramukaan, pengetahuan yang bermanfaat  serta tempaan mental yang baik untuk Pramuka binaan mereka,” kata Siti Halifah. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button