NunukanPendidikan

WBP Lapas Nunukan Dilatih Kerja Konstruksi

Program Pengabdian Masyarakat Prodi Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan PNN

NUNUKAN – “Pembinaan adalah suatu bagian dari proses rehabilitasi watak dan perilaku narapidana selama menjalani hukuman dan hilang kemerdekaan,” begitu dikatakan Kepala Lembaga Pemsyarakatan (Lapas) Kels II-B Nunukan, Puang Dirham, Sabtu (2/11/2024).

Sehingga, lanjut dia, ketika keluar dari Lembaga Pemasyarakatan, program pembinaan yang telah diberikan menejadikan warga binaan memiliki motivasi dalam tujuan hidupnya. Tidak lagi tanpa arah atau merasa dikucilkan oleh masyarakat sekitarnya.

Pernyataan ini disampaikan Puang Dirham diantara sambutan yang diberikan saat membuka secara resmi kegiatan sehari Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi kepada sejumlah Warga Binaan Pemsyarakatan (WBP) di Lapas Kelas II-B Nunukan yang merupakan kerjasama dengan Jurusan Tekni Sipil Infrastruktur Perkotan pada Politeknik Negeri Nunukan (PNN),

Masih dalam kegiatan yang sama, Ketua Jurusan Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan PNN, Ir. Muhammad Syarif, S.T., M.T., menegaskan, pelatihan yang diberikan merupakan pelaksanaan Program Pengabdian Masyarakat dari Prodi mereka, melibatkan 40 orang peserta latih, warga binaan hasil seleksi Lapas Kelas II-B Nunukan.

Jika Program Pengabdian Masyarakat yang diselenggarakan kali ini menyasar kepada warga penghuni Lapas, menurut Syarif, bermaksud memberikan bekal keterampilan yang dapat dimanfaatkan pada kehidupan berikut setelah menjadi masyarakat bebas.

“Selain itu, sebagai bagian dri elemen masyarakat kami mencoba berpartisipasi dengan turut membina kepribadian narapidana agar menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya,” kata Syarifuddin.

Mendampingi Syarifuddin, dua dosen Prodi Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan pada PNN dilibatkan sebagai pemateri pada pelatihan ini adalah Yoseph, S.T., M.T., dan Lusy Rahmawati, M.Pd

Lebih jauh dijelaskan, selain memberikan pembekalan kemampuan dalam bidang jasa kontruksi. Pelatihan yang diberikan juga sebagai bentuk pemberdayaan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan yang merupakan potensi tenaga kerja konstruksi.

“Dengan keterampilan yang dimiliki, setelah berada di tengah masyarakat bebas nanti, mereka dapat memberikan kontribusi terhadap pemenuhan kebutuhan tenaga kerja konstruksi.  Termasuk kemampuan meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidupnya kelak,” terang Syarifudin.

Merinci masing-masing materi dan praktek diberikan pada kegiatan pelatihan tentang kontruksi rumah tinggal sederhana yang sehat dan tahan gempa ini, diantaranya adalah eduksi mengenai rumah sehat, ketahanan bangunan terhadap gempa, pemilihan material bangunan serta cara merakit dan memasang baja tulangan yang baik dan benar.

Sedangkan pada praktek pelaksanaan perakitan baja tulangan dan pemasangan baja tulangan untuk struktur bangunan, materi yang diberikan meliputi pondasi telapak, kolom, dan balok.

Pelatihan yang digelar di Bengkel Kerja (Bengker) Lapas Kelas II-B Nunukan saat itu, selain ditinjau langsung oleh Kepala serta sejumlah pejabat struktural Lapas Kels II-B Nunukan, juga dihadiri dosen maupun mahasiswa mahasiswi  dari PNN.

Terselenggara secara baik, seluruh peserta pelatihan terlihat begitu antusias saat melaksanakan tugas-tugas praktek yang sebelumnya telah diberikan oleh pembimbing.

Seluruh warga binaan yang dilibatkan sebagai peserta pada pelatihan ini sangat berharap edukasi yang mereka terima dapat berlanjut dengan pemberian materi dan praktek lainnya. Diantaranya, perancangan bangunan gedung sesuai Standar Nasional Indonesia  (SNI).

Sama seperti yang diharapkan warga binaannya, Puang Dirham selaku Kalapas Klas II-B Nunukan juga menyampaikan keinginan adanya kerjasama berkelanjutan antara mereka dengan PNN, terkait keterampilan jasa konstruksi yang dapat meningkatkan lagi pengetahuan dari yang sudah diperoleh pada kegiatan saat itu. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button