Siswa SMA Negeri 1 Krayan Selatan Nyaris Gagal Ikuti Ujian Akhir Semester
Lantaran Jembatan Penyeberangan Terendam Banjir
NUNUKAN – Sejumlah pelajar di SMA Negeri 1 Krayan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara, nyaris gagal mengikuti ujian akhir semester yang berlangsung pada Senin (12/6/2023). Pasalnya, hingga Pk. 07.00 Wita, saat ujian akan dimulai, para siswa peserta ujian belum hadir di sekolah.
Keterlambatan siswa peserta ujian akhir datang ke sekolah mereka saat itu dipastikan karena terhalang banjir yang merendam jembatan penyeberangan menuju SMA negeri 1 Krayan Selatan.
Salah seorang guru di SMA Negeri 1 Krayan Selatan, Nofer Santo,S.Pd pam, membenarkan, aktifitas siswa mereka terganggu disebabkan tidak bisa menyeberang menggunakan jembatan penghubung yang saat itu terendam banjir.
“Anak-anak terpaksa menunggu cukup lama agar banjir bisa sedikit surut agar jembatan bisa digunakan untuk menyeberang,” kata Nofer.
Akibatnya, ujian akhir yang sejatinya berlangsung mulai Pk. 07.00 Wita baru dapat dilakukan pada Pk. 09.30 Wita setelah para siswa peserta ujian hadir di sekolah, walau dengan kondisi mengenakan seragam sekolah yang basah akibat menyeberangi jembatan yang masih tergenang air.
“Ada yang tetap memaksakan diri untuk membawa kendaraan sepeda motor menyeberangi jembatan agar tidak terlalu terlambat tiba di sekolah walau hampir terjatuh ke sungai. Namun ada juga terpaksa meninggalkan motor mereka lalu dengan berjalan kaki menyeberangi jembatan,” tambah Nofer.
Melvari, salah seorang penduduk Krayan Selatan menceritakan, terjadinya banjir sehingga menggenangi jembatan yang harus dilalui pelajar SMN negeri 1 Krayan Selatan tersebut, setelah hujan deras yang mengguyur Krayan Selatan sejak Ahad (11/6/2023) sekitar Pk. 17.00 Wita. Hujan yang berlangsung hingga Senin (12/6 2023) saat itu membuat jembatan penyebrangan menuju ke SMAN 1 Krayan Selatan terendam banjir.
“Sejak kemarin sore turun hujan deras. Baru pada Senin pagi reda. Air sungai yang meluap hingga jembatan terendam dan anak-anak sekolah tidak bisa lewat,” kata Melvari.
Malveri juga mengetahui, karena harus melaksanakan ujian semester akhir, para pelajar tersebut rela menunggu berjam-jam hingga banjir agak berkurang dan jembatan bisa dilalui.
“Walau saat itu kedalaman air dari permukaan jembatan mencapai setinggu lutut orang dewasa, anak-anak sekolah terpaksa tetap menyeberanginya demi bisa mengikuti ujian,” terang Malveri lagi. (ADHE/DIKSIPRO)