
Pada kesempatan kali ini dr Tololiu secara gamblang menjawab ia tidak mengetahui secara pasti alasan diberhentikannya enam tenaga honorer di instansi yang dia pimpin.
Secara terbuka Tololiu juga menyampaikan pesan dari Bupati Nunukan agar menjawab pertanyaan yang diajukan anggota DPRD.
“Tadi saya juga langsung koordinasi dengan Bupati. Beliau berpesan untuk disampaikan saja, di lingkungan Pemda saat ini memang dilakukan evaluasi. Ini instruksi dari bupati,” jawab Tololiu.
Jawaban gamblang ini justru menuai interupsi dan tanggapan dari sejumlah anggota dewan termasuk Andi Krislina.
Secara tegas legislator asal Dapil III ini mengatakan jika rapat tersebut sejatinya sudah menegaskan bahwa DPRD Nunukan melalui Komisi I yang membidangi kepegawaian dan pemerintahan akan turun melakukan investigasi terhadap persoalan tersebut.
“DPRD sudah berupaya untuk mendapatkan solusi. Mendengar jawaban yg bapak berikan, artinya bapak tidak paham apa yang kami tanyakan,” Kata Andi Krislina.
Menurut Krislina, hingga saat ini di Kabupaten Nunukan masih menganut slogan Adil Untuk Semua. Namun dalam kasus ini secara tegas dapat terlihat adanya ketidakmampuan akibat tidak adanya solusi.
“Silahkan masyarakat yang menilai,” Lanjut Andi Krislina lagi.
Suasana semakin tidak nyaman pada Rapat Dengar Pendapat ini memuncak saat Andre Pratama kembali memberikan tanggapannya. Tiba-tiba saja Kadinkes Nunukan berdiri dari tempat duduknya dan pergi meninggalkan ruang hearing dengan gerakan tangan yang memberi isyarat berpamitan.
Kejadian tersebut langsung saja mendapat reaksi sindiran dari sejumlah perwakilan Aliansi Tenaga Honorer dengan memberi tepuk tangan untuk sikap tidak terpuji yang ditunjukkan oleh seorang pejabat tersebut.
“Kami menyayangkan sikap pak Kadinkes yang langsung meninggalkan ruangan disaat DPRD dan pemerintah tengah mencari solusi atas permasalahan ini,” ujar Andre ditengah-tengah aksi Walkout nya Kadinkes tersebut. (dia/diksipro)