Nunukan

“Semua Adzan Terasa Seperti Adzan Magrib”

Tantangan Tugas Lapangan BPBD di Bulan Ramadhan

NUNUKAN – Bertugas saat menjalankan ibadah puasa pada bulan Ramadhan tentunya menjadi tantangan sendiri bagi awak lapangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang beragama Islam. Tidak terkecuali para staf BPBD Kabupaten Nunukan.

Sebab, saat melaksanakan kewajiban menunaikan rukun Islam keempat tersebut tidak jarang mereka juga harus berjibaku dengan bencana alam terjadi yang menuntut kerja ekstra berat sebagai tanggung jawab penuh dalam penanggulangannya.

Karenanya, dilingkungan tenaga lapangan BPBD ada sebuah candaan yang cukup populer. Saat bertugas di lapangan pada bulan suci ramadhan, maka semua lantunan adzan yang terdengar terasa seperti adzan magrib.

Candaan tersebut menjadi bagian cerita yang turut meramaikan suasana kegiatan Buka Puasa Bersama yang digelar BPBD Nunukan, di kantor mereka, Jl. Pantai Regos, RT.07 Kelurahan Nunukan Selatan, Kecamatan Nunukan Selatan, Senin (1/4/2024) lalu.

Menceritakan ini, Kepala BPBD Nunukan, Arif Budiman membenarkan selorohan tersebut memang cukup familiar di kalangan mereka sebagai ilustrasi yang menggambarkan cukup berat tantangan yang dihadapi tenaga lapangan BPBD saat menjalankan tugas pada bulan Ramadhan.

“Apalagi Ramadhan tahun ini, di Nunukan tengah berlangsung musim kemarau panjang yang berdampak terjadinya beberapa kasus kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang harus ditangani anggota kami,” kata Arif Budiman saat itu.

Dicontohkan beberapa peristiwa bencana yang terjadi walau baru memasuki setengah bulan Ramadhan ini saja, diantaranya musibah jatuhnya pesawat perintis jenis PK SNE yang tengah mengangkut barang sembako ke Kecamatan Krayan, terjadi beberapa kasus kebakaran hutan dan lahan yang cukup luas.

Untuk membantu tugas pencarian pesawat yang jatuh dan penyelamatan korban saat itu tentu bukan pekerjaan mudah dalam upaya menaklukkan rimbunnya rimba raua hutan Krayan. Demikian juga pada salah satu peristiwa kebakaran lahan yang terjadi di dekat GOR Dwikora baru-baru ini, cukup menguras tenaga para awak lapangan BPBD Nunukan karena dibutuhkan waktu hingga dua hari berturut-turut bersama pasukan pemadaman lainnya untuk memadamkan api yang menjalar hingga mendekati pemukiman penduduk.

“Mereka para staf yang bekerja di lapangan tentunya cukup berat melaksanakan tugas sambil tetap menjaga kewajiban menjalankan ibadah puasa. Benar-benar bukan hal yang mudah. Walaua ada diantaranya harus dimaklumi terpaksa membatalkan puasanya karena sudah merasa sangat kepayahan,” terang Arif yang menyebutkan kegiatan buka pusa bersama yang digelar tersebut juga dimaksudkan untuk memperelat jalinan silaturahmi di kalangan pejabat dan staf pada BPBD Nunukan.

Kehadiran ustad Darto Jumadi yang diundang sebagai penyampai tauziah dalam acara tersebut juga menyampaikan hikmah pahala berbuka puasa bagi umat muslim yang tetap melaksanakan tugas pekerjaan beratnya.

Diterangkan Ustad Darto, sebagian ulama mengatakan pahala yang diterima sesorang sesuai dengan kesulitan yang dialami. Mungkin saja, orang berpuasa yang bekerja berat akan mendapat pahala lebih banyak dari pada orang yang bekerja lebih ringan.

“Ada Sebagian ulama mengatakan, bahwa pahala itu tergantung kesulitannya. Boleh jadi seperti itu, karena beban dia lebih berat. Dia bekerja tetapi tetap berpuasa,” ujar Ustad Darto. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button