Rombongan Kebudayaan Suku Tidung Tawau Berkunjung ke Nunukan
NUNUKAN – Menjadi kebanggaan, Senin (6/2/2023) lalu, Lembaga Adat Tidung (LAT) Kabupaten Nunukan Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) mendapat kunjungan silaturahmi dari rombongan Kebudayaan Suku Kaum Tidung, Kota Tawau Malaysia, Senin (6/2/2023).
Menariknya, kunjungan rombongan tersebut dipimpin langsung oleh salah seorang anggota Parlemen Dewan Negara Malaysia (setara MPR), Mohammad Apandi bin Mohammad, sekaligus yang menginisiasi kunjungan silaturahmi ke Nunukan ini.
Menjelaskan alasan tujuan kedatangan mereka, Mohammad Apandi yang merupakan anggota Parlemen Malaysia utusan Negara Bagian Kelantan ini mengatakan berawal dari ketertarikannya terhadap seni budaya masyarakat etnis Tidung yang dia dengar saat melakukan lawatan kerja ke Kota Tawau, Malaysia.
“Saat berada di Tawau, saya mendengar adanya etnis masyarakat suku Tidung yang memiliki kekayaan ragam budayanya. Oleh rekan, saya dianjurkan untuk datang ke Nunukan, Indonesia jika ingin mengetahui lebih dekat tentang mereka,” terang Apandi.
Selain Sura’i selaku Koordinator LAT Kabupaten Nunukan, kedatangan rombongan Kebudayaan Suku Kaum Tidung dari negeri jiran terdekat ini juga disambut oleh Kepala Adat Besar LAT Kabupaten Nunukan, Naharuddin serta sejumlah tokoh adat masyarakat Tidung yang ada di Nunukan.
Sambutan hangat beberapa saat setelah kapal penumpang reguler yang ditumpangi rombongan dari Tawau tiba di Pelabuhan Tunon Taka ditandai dengan pengalungan selendang Dadai Dara kepada masing-masing tamu yang datang berkunjung tersebut.
Menurut Sura’i, selendang Dadai Dara adalah salah satu warisan budaya kaum Tidung. Zaman dahulu, selendang tersebut hanya dipakai oleh kaum bangsawan. Namun saat ini, setelah mendapat izin dari tetua-tetua suku, dapat juga diberikan kepada orang-orang atau tokoh yang dihormati sebagai tanda persaudaraan.
“Kunjungan rombongan dari Malaysia ini tentu saja menjadi sebuah kebanggaan. Bukan hanya dirasakan oleh kami yang merupakan masyarakat suku Tidung tapi juga oleh masyarakat Nunukan secara umum dan Pemerintah Daerah,”
Hal itu, menurut Sura’i menandakan betapa keberadaan masyarakat Tidung termasuk seni dan budaya yang dimiliki sudah terdengar luas, tidak hanya di dalam negeri mengingat Mohammad Apandi merupakan warga Malaysia yang berasal dari wilayah Semenanjung Malaysia.
Pada kunjungan singkatnya, rombongan Kebudayaan Suku Kaum Tidung ini antara lain dibawa ke Desa Binusan atau tepat di Kawasan Wisata Hutan Mangrove Yaki Manurani. Di tempat itu, rombongan Mohammad Apandi mendapat suguhan tampilan beberapa seni tarian masyarakat etnis Tidung.
Masing-masing anggota rombongan tamu juga mendapat souvenir kenang-kenangan salah satu seni lipat masyarakat tradisional suku Tidung, yang berbentuk ikat kepala yang disebut Sesingal.
Kendati sebagai kunjungan singkat, Apandi memastikan rasa puas hati atas penerimaan masyarakat suku Tidung di daerah ini, sekembalinya ke Malaysia, Mohammad Apandi merencanakan akan mempromosikan kepada rekan-rekannya di Parlemen Malaysia, tentang masyarakat suku Tidung dan seni budaya yang dimiliki.
“Insya Allah, saya akan coba ajak kawan-kawan di Parlemen (Malaysia) berkunjung ke Nunukan untuk melihat dan mengenal kelebihan seni budaya masyarakat adat Tidung,” ujar Apandi yang mengaku menyukai seni dan budaya ini dan sudah mengunjungi sekitar 170 negara di dunia.
Secara serius, Apandi mengatakan hasil kunjungan dia dan rombongan Kebudayaan Suku Kaum Tidung Kota Tawau ini akan dia bawa pada sesi sidang parlemen yang akan digelar pada bulan Mei dan bulan Juli mendatang.
Tidak sekedar berkunjung, kekaguman Anggota Parlemen Malaysia ini terhadap kegigihan masyarakat etnis Tidung dalam mempertahankan kelestarian adat dan budaya yang dimiliki membuat dia berinisiatif memberikan donasi secara pribadi yang jika dirupiahkan nilainya mencapai Rp 25 juta.
Awalnya sempat enggan menyebutkan besaran donasi yang dia berikan, Apandi berharap bantuan tersebut dapat bermanfaat untuk mendukung upaya pengembangan seni budaya Tidung oleh LAT Nunukan. (DEVY/DIKSIPRO)