EkoBizNunukan
Trending

PKL di Pelabuhan Tunon Taka Nunukan Ditertibkan

PT. Pelindo Sediakan Tempat Berdagang Yang Representatif

NUNUKAN – Terhitung sejak 1 Oktober 2021 lalu, area bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tunon Taka telah bersih dari para Pedagang Kaki Lima (PKL). Selama ini tempat tersebut terlihat cukup kumuh dan rawan keamanan dengan aktifitas para PKL.

PT. Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional IV Cabang Nunukan melakukan penertiban tempat berjualan PKL dengan menyediakan tempat berdagang yang lebih representatif di terminal penumpang pada blok sekitar kantin.

Tidak hanya betujuan menciptakan lingkungan pelabuhan yang tertib, rapi dan nyaman. Menurut General Manager (GM) PT. Pelindo (Persero) Regional IV Cabang Nunukan, Nasib Sihombing, S.T., M.T, langkah tersebut dilakukan atas pertimbangan keamanan dan keselamatan para PKL maupun konsumennya.

“Di areal bongkar muat peti kemas tentunya rawan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Karena ada alat-alat berat yang beraktifitas melakukan bongkar muat barang,” kata Nasib Sihombing.

Sangat dipahami, penertiban tersebut tentunya berdampak terhadap PKL yang berusaha mendapatkan rezeki dari usaha yang dikerjakan selama ini.

Pihak PT. Pelindo menyiasati hal tersebut dengan melakukan pendekatan secara humanis, memberi pemahaman-pemahaman terkait inovasi yang dilakukan bertujuan untuk menciptakan lingkungan pelabuhan yang tertib. Termasuk soal kenyamanan dan keselamatan para PKL sendiri maupun pembeli dagangan mereka.

Terhadap PKL yang masih ingin berjualan di kawasan pelabuhan, lanjut Nasib, diberikan pilihan dapat memanfaatkan areal berdagang di terminal penumpang dengan cara sewa.

Cara-cara pendekatan yang dilakukan pihak PT. Pelindo mendapat apresiasi positif dari para PKL yang suka rela melepaskan kepentingan mereka demi melihat Pelabuhan Tunon Taka. Apalagi mereka juga diberi pilihan relokasi tempat berdagang yang disediakan PT. Pelindo.

Dengan kesadarannya, para PKL membongkar sendiri lapak-lapak jualan yang selama ini memang cukup mengganggu pandangan dari sisi kerapian kawasan pelabuhan.

“Memang sudah saatnya inovasi seperti ini dilakukan untuk menciptakan pelabuhan di Nunukan yang lebih baik, maju tertib dan tertata sebagai warisan bagi generasi selanjutnya,” kata Nasib Sihombing.

Jika inovasi tidak segera dilakukan sekarang, lanjutnya, maka kita akan terus terjebak dalam kebiasaan yang lama. Terjadi kesemrawutan berkepanjangan dalam kawasan pelabuhan.

Tidak hanya di Nunukan, persoalan PKL memang menjadi persoalan tersendiri pada setiap pelabuhan di kota manapun. Dipahami, edukasi yang dilakukan memang tidak serta merta memberi hasil seperti yang diinginkan. Dibutuhkan waktu, kesabaran  serta tekad untuk membuat berbagai persoalan yang ada di pelabuhan terus berkurang dari tahun ke tahun. (DEVY/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button