Nunukan

Nunukan Diperkirakan Alami Kekeringan Hingga Awal April 2024

Walau Sempat Terjadi Hujan Deras

NUNUKAN – Hujan deras yang turun mengguyur sebagian besar Pulau Nunukan pada Minggu malam (10/3/2024) diharapkan masyarakat menjadi pertanda berakhirnya musim kemarau yang berlangsung saat ini.

Apalagi pada wilayah Kecamatan Nunukan Selatan, lebatnya kucuran air hujan dan berlangsung dengan durasi waktu yang cukup panjang, benar-benar menjadi harapan, bahwa kekeringan yang dialami sudah berlalu.

Harapan masyarakat tersebut dapat dimaklumi mengingat dalam kurun beberapa bulan terkahir masyarakat mengalami kesulitan dalam mendapatkan air untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari menyusul terkendalanya pendistribusian air bersih dari Perumda Air Minum Tirta Taka Nunukan lantaran krisisnya bahan baku yang tersedia.

Namun harapan masyarakat tersebut dimungkinkan hanya menjadi harapan saja, mengingat prakiraan kekeringan yang terjadi di Nunukan, menurut Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nunukan, William Santo Hasudungan Sinaga, kekeringan yang berlangsung diperkirakan hingga akhir bulan Maret 2024 mendatang.

Mendampingi William, Prakirawan Cuaca BMKG Nunukan, Serpin Bete Pilipus mengatakan, hujan dengan volume rendah diprediksi baru akan terjadi pada awal hingga pertengahan bulan April 2024 nanti.

“Hujan dengan curah yang cukup tinggi diperkirakan baru akan terjadi pada pertengahan bulan April mendatang,” terang Serpin.

Informasi data yang diberikan, lanjut dia, berdasar rata-rata histori data 30 tahun terakhir di Nunukan, bahwa kisaran waktu musim kering yang terjadi berlangsung setiap pertengahan bulan Pebruari hingga berkahirnya bulan Maret.

“Kondisi kekeringan yang terjadi juga semakin memprihatinkan dengan adanya kejadian Elnino. Jika tidak ada gangguan cuaca lain, masyarakat harus bersabar menunggu normalnya curah hujan hingga satu bulan kedepan lagi,” tambahnya.

Jika di Pulau Nunukan dan beberapa wilayahnya yang berada di daratan Pulau Kalimantan sempat mendapat curah hujan pada Mingu malam itu, kata Serpin, merupakan curah hujan yang tidak merata. Hanya pada beberapa titik saja yang mengalami curah hujan lebat dengan volume air antara 50 – 100 mm/hari. Salah satu contohnya yang terjadi di wilayah Kecamatan Nunukan Selatan.

Sedangkan daerah lainnya, seperti di Kecamatan Nunukan Induk, yang terjadi hanya merupakan curah hujan ringan denga volume air antara 0,5 – 20 mm/hari.

Jika pada musim kering seperti kondisi saat ini ternyata ada terjadi hujan, menurut Serpin itu justru disebabkan begitu tingginya suhu udara beberapa hari terkahir sehingga terjadi penguapan yang tinggi pula dan berpeluang terbentuknya awan-awah hujan menjadi lebih besar.

BMKG Nunukan mencatat tingginya suhu maksimum yang terjadi di Nunukan akhir-akhir ini, seperti dikatakan Serpin, menacapai hingga 35,6°C.

“Sehingga volume curah hujan yang terjadi di wilayah Kecamatan Nunukan Selatan menjadi tinggi, melihat situasi angin sebelumnya yang bergerak dari arah Barat Laut bergerak membawa gumpalan-gumpalan awan hujan ke arah Tenggara hingga Selatan,” terang Serpin lagi. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button