NunukanPendidikan

Model Pembelajaran Learning By Doing Untuk Anak Binaan di Lapas Nunukan

Peserta Didik Diharapkan Mendapat Ilmu Yang Bermanfaat

NUNUKAN – Pergaulan bebas dapat dikategorikan sebagai perilaku menyimpang. Kata ‘bebas’ yang memiliki makna melewati batas-batas norma yang telah ditetapkan oleh hukum maupun norma di tengah masyarakat, ditambah tidak harmonisnya hubungan antar anggota keluarga dapat mengakibatkan seorang anak mengalami gejala stress yang mengarah pada depresi.

Hal tersebut, menurut Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas II-B Nunukan, Puang Dirham, disebabkan karena adanya perubahan atau transisi kehidupan yang dialami oleh anak. Misalnya, perpisahan pasangan orang tua yang memberi dampak paling berpengaruh terhadap depresi yang dialami oleh anak binaan.

Dijelaskan, Sesuai dengan UU No. 22 Tahun 2022 bahwa Anak Binaan adalah anak dengan kategori berumur 14 tahun namun belum berumur 18 tahun yang sedang menjalani pembinaan di Lembaga Pembinaan khusus anak, kegiatan yang di selenggarakan kepada mereka bertujuan untuk meningkatkan kualitas kepribadian kemandirian narapidana dan anak binaan.

Terkait hal itu, Sabtu (13/1/2024) Lapas Nunukan menyelenggarakan pembelajaran English Course dengan melibatkan sebanyak 9 orang anak binaan mengikuti kegiatan tersebut.

“Pada kegiatan ini, anak binaan di Lapas Nunukan akan diajarkan materi dasar Bahasa Inggris tentang alphabet dan pengucapannya,” terang Puang Dirham.

Hanif, salah seorang warga binaan yang merupakan Warga Negara Asing (WNA) berkebangsaan Pakistan yang ditunjuk sebagai penyampai materi pada kegiatan tersebut menyambut antusias atas kepercayaan yang diberikan kepadanya untuk berbagia pengetahuan kepada anak binaan di Lapas Nunukan ini.

Selain sebagai pengisi hari-harinya selama menjalani masa pidana, menjadi penyampai materi untuk pelajaran Bahasa Inggris dan Bahasa Arab merupakan  sesuatu yang menggembirakan dia dalam berinteraksi terhadap sesama penghuni Lapas.

“Saya ingin anak-anak senang mempelajari bahasa asing. Dalam hal ini adalah Bahasa Inggris dan Bahasa Arab, mulai dari lafal pengucapan hingga maknanya,” kata Hanif

Model pembelajaran Learning By Doing yang diberikan, menurut Hanif, adalah melibatkan peserta ajar secara langsung aktif dalam proses belajar secara spontan.

Antusias anak binaa mengikuti program pembelajaran yang diberikan juga dinilai Hanif sebagai sesutu yang sangat berarti. Dirinya berharap anak binaan peserta ajar bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat melalui kegiatan ini.

Program pendidikan yang diberikan Lapas Nunukan, menurut Hanif, dapat mengisi waktu dan mengurangi tingkat stress anak-anak. Terutama menyangkut eksplorasi potensi dalam diri masing-masing anak (mental health) mengingat mereka masih berusia remaja.

“Usia seperti itu sangat rentang dengan mental yang menjadi down akibat harus menjalani pidana yang diberikan atas pelanggaran hukum telah diperbuat,” tegas Hanif. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button