Mempersiapkan Mahasiswa Unggul di Politeknik Negeri Nunukan
Kurikulum Pembelajarannya Mengadaptasi Dunia Industri
NUNUKAN – Mencetak mahasiswa unggul disebuah lembaga pendidikan vokasi seperti Polteknik ternyata dilakukan sejak awal, terhitung setelah calon mahasiswa dinyatakan diterima sebagai mahasiswa Politeknik. Tidak terkecuali, hal itu juga diterapkan di Politeknik Negeri Nunukan (PNN).
Namun sebelum berbicara jauh tentang bagaimana PNN Nunukan menciptakan mahasiswa-mahasiswa unggulnya. Tidak ada salahnya jika kita kembali memahami, apa yang dimaksud dengan Mahasiswa Unggul tersebut.
Menurut Wakil Direktur I Politeknik Negeri Nunukan, Dr. Besse Asniwati, S.E., M.Si. yang dimaksud mahasiswa unggul pada lembaga pendidikan vokasi adalah lulusan yang terampil, unggul, kompettitif, adaptif, fleksibel, produktif dan berdaya saing.
“Dapat disimpulkan, mahasiswa uggul pada lembaga pendidikan vokasi adalah mahasiswa yang memiliki kompetensi dibidangnya, memiliki kemampaun bersosialisasi yang tinggi ditengah masyarakat melalui organisasi-organisasi yang dilibatinya,” terang Asniwaty.
Lalu bagaimana upaya PNN dalam upaya melahirkan lulusan-lulusan unggul dengan daya saing tinggi serta kemampuan beradaptasi pada lingkungan tersebut.
Dijelaskan, sejak memasuki masa perkuliahan diawal semester, pihak kampus sudah melakukan penjajagan-penjajagan pada minat maupun bakat masing-masing mahasiswanya. Harus segera diperoleh jawaban terkait tujuan mereka menempuh pendidikan hingga ke Perguruan Tinggi.
“Selanjutnya, pihak kampus melakukan arahan-arahan pada minat dan bakat yang dimiliki mahasiswa melalui program pendidikan yang tersedia,” terang Asniwaty.
Sama seperti Politeknik pada umumnya, PNN juga menerapkan kurikulum pendidikan yang memang dirancang untuk ‘melahirkan’ mahasiswa-mahasiswa berkompeten.
“Sekolah Politeknik tidak menerapkan pengajaran secara umum tapi langsung masuk kedalam kompetensinya masing-masing melalui kurikulum yang mengadaptasi hal-hal yang ada pada dunia industri,” tegas Asniwaty
Kurikulum yang mengadaptasi dunia industri itulah yang nantinya membuat lulusan Politeknik dapat diterima secara baik dalam dunia industri.
Demikian juga misalnya, jika yang menjadi pilihan setelah lulus kuliah adalah dunia wirausaha maka alumni Poteknik dinilai mampu menjadi wirausaha yang mandiri dan berkompeten dibidangnya.
Selain melalui pembelajaran formal, kegiatan ekstra kurikuler yang tersedia pada Politeknik dengan terselenggaranya kegiatan-kegiatan penelitian, kemampaun analisis yang baik tentang permasalahan yang terjadi serta kegiatan pengabdian.
“Dalam menguji peningkatan kemampuan daya saing sebagai tolok ukur yang berhasil dicapai setiap mahasiswa berprestasi, diantaranya dengan menggelar ajang kompetisi secara nasional dikalangan pendidikan vokasi,” tegas Asniwaty.
Saat ini, setelah mandiri dan berstatus sebagai Politeknik Negeri, kata Asniwaty lagi, Politeknik Negeri Nunukan semakin gencar membangun komunikasi dengan perusahaan-perusahaan berskala nasional dalam kepentingan mendukung mahasiswa unggul yang tercipta. Diantara sasaran komunikasi yang dibangun tersebut, bagaimana perusahaan dapat menggelontorkan anggaran pendanaan untuk bea siswa mahasiswa berprestasi maupun pendanaan terhadap kegiatan-kegiatan penelitian atau pada kegiatan praktek kerja lapangan sebagai reward atas pencapaian prestasi yang dicapai.(PND/DIKSIPRO)