TOL Laut Nunukan Berprestasi Tapi Ada Masalah di Dalamnya
Pemerintah Diharapkan Turun Tangan Menengahi

NUNUKAN – Berprestasi meraih juara ke-III se Indonesia untuk penilaian daerah yang memiliki arus balik pengiriman barang terbanyak, TOL laut di Nunukan ternyata menyimpan sejumlah masalah.
Terutama soal kuota peti kemas yang diperoleh dari pihak operator di Makassar yang dianggap berjalan tidak transparan dan hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu.
Menurut Halik, salah seorang Shipper (jasa pengirim barang) di Nunukan, pendistribusian jatah kuota peti kemas untuk Shipper di Nunukan berlangsung tidak transparan dan tidak adil.
Alasan tidak transparan, kenapa pembagian kuota peti kemas di Nunukan dilakukan oleh operator di Makassar melalui agen yang mestinya mengurusi urusan pelayaran transportasi kapal. Bukan membijaki pembagian jatah peti kemas di Nunukan.
“Tidak ada aturan bakunya seperti itu. Harusnya Shipper berkomunikasi langsung dengan operator untuk kebutuhan kuota peti kemas yang diinginkan di Nunukan,” kata Halik
Sedangkan ketidak adilan yang dia maksudkan, peranan agen di Nunukan yang diberi kebijakan mengatur pembagian kuota peti kemas ternyata lebih memprioritaskan Shipper Shipper yang dikoordinir oleh oknum di pihak agen sendiri.
Contoh kasus seperti disebutkan Halik, ketika ada pedagang yang ingin menggunakan peti kemas dan menghubungi dia sebagai Shipper, maka dia tidak bisa memberi jawaban langsung, apakah bisa mendapatkan jatah peti kemas atau tidak.
Berbeda ketika yang dihubungi oleh pedagang adalah Shipper yang ‘dipegang’ oleh pihak agen, dengan serta merta bisa memberi jawaban pasti terkait ketersediaan peti kemas.
“Pedagang kan tidak bisa menunggu. Mereka pasti memilih Shipper yang bisa memberi jawaban pasti tentang ketersediaan sarana peti kemas. Lalu bagaimana nasib kami sebagai shipper yang ‘di luar lingkaran’ oknum pada agen,” kata Halik yang mengaku penyampaiannya ini juga mewakili aspirasi rekan-rekan Shipper lainnya yang mengindikasikan ketidak adilan dari pihak agen dimaksud.
Dikonfirmasi terkait keluhan tersebut, Marda sebagai Operasional PT. Gunung Sebatu yang mengageni kapal TOL Laut di Nunukan membantah terkait tudingan tidak transparannya pembagian jatah kuota peti kemas. Karena booking peti kemas bisa dilakukan sendiri oleh Shipper kepada pihak operator di Makassar melalui aplikasi Sitolaut.
Namun praktik serupa itu kerap memunculkan masalah karena diantara Shipper ada sangat yang berambisi mem-booking peti kemas dengan jumlah lebih banyak dibanding kesiapan barang yang akan dikirim. Jika itu terjadi, tentunya akan mengacaukan pengaturan jumlah peti kemas yang akan diangkut dari pelabuhan Nunukan.
“Ada diantara Shipper hanya berspekulasi, pesan beberapa peti kemas. Namun setelah permintaan tersebut dipenuhi, ternyata tidak semua jatah peti kemas yang disediakan terisi oleh mereka,” terang Marda.
Menurut dia, bagaimana mungkin, setelah dilakukan cloosing barang yang akan dikirim, masih ada diantara Shipper yang mengaku masih mencari pedagang untuk memenuhi jatah peti kemas yang belum terisi.
Menghindari fakta-fakta seperti itu, lanjut Marda, operator di Makassar akhirnya mempercayakan kepada pihak PT. Gunung Sebatu di Nunukan guna membantu pengawasan kebutuhan peti kemas di Nunukan.
Jika ternyata jatah kuota peti kemas yang dipesan melalui aplikasi oleh Shipper sudah terpenuhi, namun masih banyak barang yang akan dikirim, tentunya pihak agen pelayaran berkoordinasi kembali kepada pihak operator untuk penambahan jatah peti kemas tersebut.
“Nah tentu dengan adanya penambahan jatah peti kemas oleh operator akan dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Shipper,” kata Marda.
Siapapun dari Shipper yang paling siap untuk memenuhi peti kemas dengan barang yang sudah ready, lanjutnya, dialah yang akan difasilitasi. Bukan Shipper yang masih menunggu pasokan barang dari pedagang. Apalagi terhadap Shipper yang baru mau mencari barang yang akan dikirim setelah memasuki masa clossing pengiriman.
Selain membantah adanya praktik-praktik monopoli jatah peti kemas yang dilakukan oleh pihaknya (agen kapal), sebaliknya Marda malah menyebutkan hal itu justru dilakukan oleh beberapa oknum Shipper yang telah melemparkan kritik kepadanya. (PND-DEVY/DIKSIPRO)