AdvInternasional

Malaysia Masih Tutup Perbatasan

Jembara 'Amankan' Suplai Sembako Krayan

Foto : Kunjungan Bupati Nunukan ke Kecamatan Krayan beberapa waktu lalu

NUNUKAN – Perbatasan Indonesia-Malaysia di Ba’ Kelalan, Sarawak dengan Long Midang, Krayan ditutup. Penutupan perbatasan ini berlangsung sejak Maret 2020 lalu.

Puncak pandemi Covid-19 menjadi alasan Ketua Menteri Sarawak mengambil keputusan tersebut. Menurut Camat Krayan, Heberli, SE, M.Si, aktivitas perlintasan orang dan barang masih belum ada.

Dijelaskan, berdasarkan keputusan persetujuan yang disampaikan Ketua Menteri Sarawak pada September 2020 hingga hari ini belum ada titik terang untuk dibukanya kembali aktivitas diperbatasan itu.

Penutupan perbatasan antara kedua negara ini tentu sangat berdampak pada beberapa aspek. Khusus di wilayah Krayan sendiri, pemenuhan kebutuhan pokok selama ini lebih banyak disuplai dari Malaysia.

“Selama penutupan perbatasan ini, Saya kira (kebutuhan pokok) masih aman,” ujar Heberli.

Karena penutupan tersebut, kebutuhan pokok di Krayan kembali disuplai dari Indonesia sendiri, meskipun harganya terbilang mahal.

“Selama ini kita juga mendatangkan barang-barang dari Tarakan dan Malinau. Itu barang non subsidi,” terangnya.

Pemenuhan kebutuhan pokok di Krayan ini ditopang oleh subsidi dari pemerintah melalui program Jembatan Udara (Jembara) dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) yang mana program pemerintah pusat ini telah diresmikan sejak awal Januari 2021.

Dalam program ini pula telah dialokasikan 82 penerbangan ke wilayah Krayan. Hal ini menurut Heberli lagi telah diatur agar tiap desa memiliki bagian 1 penerbangan dimana setiap penerbangan memiliki daya angkut kebutuhan pokok sebesar 950 kilogram.

“Kebutuhan pokok dimaksud selain beras, seperti gula, minyak goreng, dan kebutuhan lainnya. Saya rasa kalo beras tidak ada masalah disini,” tegasnya.

Hal ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat Krayan. Meskipun untuk memperoleh barang kebutuhan pokok ini masyarakat harus membayar dengan harga 2 kali lipat dari harga barang subsidi.

Disamping bantuan subsidi yang diberikan melalui program Jembara ditambah subsidi ongkos angkut dari Kabupaten, pihak Kecamatan turut mengupayakan agar bantuan serupa dapat didukung dan dilakukan pemerintah Provinsi terkait swakargo ini.

Sedang untuk kebutuhan beras masyarakat Krayan tidak begitu khawatir. Hal ini dikarenakan hasil pertanian (beras adan) sangat baik.

Permasalahan kebutuhan pokok ini, menurut Heberli lagi, masih dapat dipenuhi meskipun dengan harga tinggi. Namun permasalahan lain yang dihadapi warga Krayan yakni pemenuhan kebutuhan material untuk kegiatan infrastruktur masyarakat. Diketahui selama ini kebutuhan material selalu didatangkan dari Malaysia. (qyy/diksipro)

Komentar

Related Articles

Back to top button