InternasionalKaltaraNunukan

Konsul RI Tawau Fasilitasi Pemasaran Kuliner Kaltara di Sabah

Heni : “Diplomasi ekonomi, menjadi salah satu tugas kami,”

NUNUKAN – Seperti diberitakan beberapa waktu lalu, Asosisi Pengusaha Perbatasan Indonesia (Asppindo) Kalimantan Utara telah berhasil membawa tiga pelaku usaha produk kuliner di Kaltara untuk melakukan penandatanganan Single Purchase Statement (SPS) dengan salah seorang pengusaha Supermarket di Kota Tawau, Malaysia.

Artinya, dalam waktu tidak lama lagi, tiga produk kuliner asal Kalimantan Utara tersebut segera memasuki pasaran di negeri jiran terdekat ini, pasca penandatangan MoU tersebut yang dilaksanakan di Gedung Konsul RI Tawau pada 26 September 2023 lalu disaksikan langsung oleh Konsul RI di Tawau, Heni Hamidah.

Ketiga pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan masing-masing produk kulinernya tersebut, dua dari Nunukan adalah Rica Fatmawati, pengelola usaha Rumah Produksi Coklat Karakter dan Novi Anggraeni pemiliki usaha Raft Rasa dengan produk Brownies Mocaf Crispy serta Yuliatin dari CV Taraban Berkah, Kota Tarakan melalui produksinya, Sambal Dayak.

Sedangkan pihak pengusaha dari Malaysia adalah Encik Bustamin pemilik usaha Thamin Supermarket yang merupakan pasar swalayan terbesar di Kota Tawau dan memiliki 5 cabang usaha serupa tersebar di wilayah negara bagian Sabah.

Namun dibalik kesuksesan tersebut, ternyata ada satu figur yang tidak bisa diabaikan karena berperan penting dalam menjembatani sehingga produk-produk kuliner UNKM di Kalimantan Utara ini menjadi dikenal oleh warga Malaysia, khususnya di wilayah Sabah.

Figur tersebut adalah Konsul RI di Tawau, Heni Hamidah, yang belakangan ini kerap memfasilitasi pelaku UMKM dengan berbagai produk yang ada, melalui Asppindo Kalimantan Utara mengikuti berbagai ajang pameran kuliner yang diselenggarakan di wilayah Sabah dan Sarawak, Malaysia.

Diwawancarai beberapa hari lalu terkait kepedulian ikut memperkenalkan kuliner di daerah perbatasan ini hingga ke negara tetangga terdekat ini, dijelaskan Heni, terkait diplomasi perekonomian memang menjadi salah satu dari beberapa  tugas pokok perwakilan konsuler RI di luar negeri terhadap negara penerima, selain bidang perdagangan, perhubungan, kebudayaan, perlindungan dan ilmu pengetahuan.

“Seiring berakhirnya masa pandemi Covid-19, salah satu prioritas diplomasi ekonomi yang harus dilakukan adalah mempromosikan produk UMKM yang ada di dalam negeri pada wilayah kerja kami,” terang Heni.

Pada keberadaannya di wilayah perbatasan negara, Konsulat RI di Tawau berbatasan langsung dengan wilayah RI, khusunya Kalimantan Utara. Melihat hubungan masyarakatnya pada masing-masing wilayah dari kedua negara yang berdekatan ini, dipastikan Heni terdapat adanya saling ketergantungan dan banyaknya kesamaan selain sekedar kedekatan geografi dan demografi ada kedekatan budaya bahkan kedekatan kekeluargaan.

Dengan kondisi tersebut, kata Heni, Konsul RI di Tawau mencermati adanya produk-produk dari Indonesia yang beredar di pasaran wilayah kerja mereka, Kota Tawau dan sekitarnya.

“Itu berarti ada produk-produk Indonesia yang diminati oleh masyarakat di Sabah. Dari sisi itu, dalam rangka diplomasi ekonomi, Konsul di Tawau membangun komunikasi dengan berbagai pihak untuk menjalin kerja-kerja nyata dalam turut serta mengembangkan perekonomian masyarakat Indonesia di wilayah perbatasan, terutama para pelaku usaha kecil dan menengah. Termasuk UMKM yang ada di Nunukan dan daerah Kalimantan Utara lainnya,” tutur Heni Hamidah.

Merinci lebih jauh tentang kerja nyata yang dimaksudkannya, menurut Heni, bagaimana langkah sigap yang dilakukan dalam menangkap peluang yang terbuka tanpa harus memilih skala besar atau kecilnya terlebih dahulu.

Salah satu komunikasi perekonomian yang telah terjalin dengan pihak Thamin Supermarket, lanjutnya, memberi peluang pelaku usaha kuliner di Kalimantan Utara untuk merambah wilayah Sabah dalam upaya mengembangkan usahanya.

Disebutkan,  pada tahap awal, kesepakatan kerjasama dengan pihak Thamin Supermarket untuk memasarkan ketiga produk UMKM dari Kaltara tersebut memang baru dimulai dengan nilai RM 12.000. Namun hal itu sudah menjadi awal yang baik untuk memasuki pasar Sabah, dalam hal ini Kota Tawau.

“Tidak menutup kemungkinan, jika ternyata kuliner produksi UMKM dari Kaltara ini berhasil menarik minat konsumennya di Sabah, nilai tersebut akan meningkat hingga pada skala yang lebih besar. Dan yang lebih penting, dapat membawa produk-produk lainnya ikut dipasarkan. Tidak hanya oleh Thamin Supermarket tapi juga para pengusaha kuliner lainnya yang ada di Sabah, Malaysia,” pungkas Heni Hamidah. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button