Pendidikan

PNN Berawal Dari Keprihatinan Dunia Pendidikan di Perbatasan

Arkas Viddy : “Daerah penyumbang PDRB tinggi, tapi banyak lulusan SMA tidak bisa kuliah,”

NUNUKAN – Perkembangan dunia pendidikan melalui keberadaan Politeknik Negeri Nunukan (PNN) saat ini sebenarnya tidak terlepas dari keprihatinan banyaknya siswa lulusan sekolah tingkat menengah SMA atau SMK di wilayah utara perbatasan negeri ini yang tidak dapat melanjutkan pendidikan hingga ke tingkat Perguruan Tinggi akibat kondisi ekonomi.

Kondisi tersebut yang kemudian menggugah salah seorang putra Nunukan, Arkas Viddy, Ph.D berinisiatif, bagaimana rendahnya tingkat ekonomi masyarakat, tidak menjadi hambatan para orang tua di daerah ini untuk meneruskan pendidikan anak mereka tidak sebatas pada tingkat sekolah menengah saja.

“Kebutuhan terhadap adanya Perguruan Tinggi yang dapat mengakomodir siswa lulusan sekolah menengah dari kalangan keluarga sederhana sangat tinggi,” terang Arkas Viddy yang memastikan kebutuhan dimaksud diperoleh beradasar hasil observasi yang dilakukan sebelumnya.

Kondisi tersebut, lanjut Arkas tentu saja cukup memprihatinkan. Kalimantan Utara sebagai salah satu daerah penyumbang Produk Domestik Ragional Bruto (PDRB) tertinggi, namun masyarakatnya justru banyak yang tidak mampu melanjukan pendidikan ke Perguruan Tinggi sebagai akibat rendahnya kemampuan secara ekonomi.

Dari komunikasi yang dibangun, lanjut Arkas, disambut baik oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nunukan sekaligus mendorong digagasnya keberadaan sebuah Perguruan Tinggi yang dapat mengakomodir kebutuhan masyarakat dimaksud.

“Awalnya, ide yang muncul adalah akan didirikannya sebuah perguruan tinggi dengan nama Universitas Persada Perbatasan. Namun Kementrian Dikti mengarahkan agar didirikan perguruan tinggi vokasional Politeknik di Nunukan.

Alasannya, lanjut Arkas, agar lulusannya mempunyai kompetensi sesuai kebutuhan industri dan siap kerja. Sependapat dengah arahan tersebut Pemkab Nunukan dan pihak manajemen Politeknik Samarinda dibawah kepemimpinan Ir. H. Ibayasid M. Si bertekad menuntaskan seluruh dokumen pendirian dan pembangunan gedung perkuliahan Program studi Di luar Domisili (PDD) Politeknik Negeri Nunukan dengan memberdayakan Yayasan Penekindi Debaya yang dipimpin H. Trisno Hadi, SKM., M.Si.

Untuk mempercepat proses pendirian PDD Politeknik Nunukan, Pemerintah Daerah Nunukan saat itu membentuk tim percepatan arahan Tommy Harun, M.Si yang saat itu menjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Nunukan.

Diketahui, pembentukan tim percepatan tidak hanya dilakukan oleh pemkab Nunukan namum dilakukan juga oleh pihak Polteknik Samarinda dengan menetapkan Ir. H. Ibayasi M.Si, Andi Syarifuddin, S.E., M.Si, Arkas Viddy. Ph.D dan DR. Rafiqoh, S.E., M.M sebagai tim percepatan.

Melalui perjuangan yang sangat panjang, pada 20 Juli 2014 Dirjen Dikti mengeluarkan Surat Mandat Nomor : 659/E.E/DT/2014 dengan perihal Penugasan penyelenggaraan Program Studi PDD.

Kemudian disusul dengan terbitnya Surat Keputusan (SK) Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor : 436/E/O/2014 pada tanggal 7 Oktober 2014 Tentang Izin Penyelenggaraan PDD pada Politeknik Negeri Samarinda.

Satu tahun kemudian, atau tepatnya pada 8 Oktober 2015 dilaksanakan peresmian pendirian PDD Politeknik Nunukan dibawah pembinaan Politeknik Negeri Samarinda dengan menyelenggarakan 4 program studi, masing-masing Teknik Alat Berat, Teknik Sipil Infrastruktur Perkotaan, Administrasi Bisnis dan Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan.

Dua nama terakhir yang terlibat dalam tim percepatan didirikannya PDD Politeknik Nunukan dari pihak Politeknik Negeri Samarinda, yakni Arkas Viddy dan Rafiqoh kemudian diketahui mendapat kepercayaan menakhodai PDD Politeknik Negeri Nunukan dengan masing-masing jabatannya sebagai Direktur serta Wakil Direktur Bidang Non Akademik. (PND/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button