
NUNUKAN – Rumput Laut merupakan salah satu komoditas utama perikanan budidaya yang menjadi andalan dalam peningkatan produksi, meningkatkan perekonomian daerah dan kesejahteraan masyarakat pesisir.
Nunukan merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi budidaya rumput laut terbesar di Indonesia. Jelang akhir 2021, harga jual rumput laut di tingkat pengumpul di Kabupaten Nunukan dalam Enam bulan terakhir terus meningkat. Hal ini disampaikan oleh Ketua Asosiasi Rumput Laut Nunukan, Kamaruddin, Selasa (28/12/2021).
“Saat ini untuk harga jual dari petani rumput laut Rp 23.000 kalau kadar kekeringannya bagus, bisa sampai Rp 25.000 per kilogram kering. Kalau beli digudang, harga tertinggi Rp 29.000,” terang Kamaruddin saat diwawancarai di kawasan pembudidaya rumput laut Mamolo.
Menurut Kamaruddin, sejak adanya budidaya rumput laut pada tahun 2008 di Nunukan, lonjakan harga ini merupakan yang terbaik pertama.
Kenaikan harga jual pada 2021 ini, masih seperti dijelaskan oleh Kamaruddin, cukup panjang dimulai sejak Juli dan terus merangkak naik memasuki penghujung tahun. Dia pastikan, kenaikan harga seperti sekarang tidak pernah terjadi sebelumnya.
“Kenaikan harga ini sangat disyukuri petani yang telah lama menantikan harga membaik, apa lagi lonjakan terjadi sudah berbulan-bulan, sejak Juli hingga sekarang, semua petani menikmati keuntungan yang cukup besar,” lanjut dia.
Lebih lanjut, Kamaruddin mengisahkan, harga tertinggi yang pernah terjadi di Nunukan pada 2018 sebesar Rp 22.200 per kilogram, namun kenaikanya hanya bertahan sesaat dan hanya beberapa nelayan yang sempat menjual di kisaran harga tersebut.
“Harga tertinggi terakhir ada di tahun 2018, setelah itu harga turun di kisaran Rp 11.000 sampai Rp 14.000 per kilogram dengan kadar air 37 – 38,” jelasnya.
Melonjaknya harga rumput laut, Tidak hanya di tingkat petani, kenaikan harga juga berlaku di tingkat pengepul atau pembeli, rata-rata pemilik gudang penampungan menjual rumput laut di harga tertinggi Rp 29.000 per kilogram kering.
Sementara itu, menurut Kamaruddin Harga jual rumput laut di Nunukan, merupakan yang tertinggi di Kalimantan Utara, mengalahkan daerah penghasilan rumput laut lainnya seperti kota Tarakan. Selain harga membaik, jumlah panen petani sepanjang tahun cukup tinggi antara 3.000 sampai 4.000 ton per bulan.
“Khusus wilayah kampung rumput laut Mamolo Nunukan, menghasilkan sekitar 500 sampai 700 ton per bulan, ditambah wilayah lainnya,” ungkap Kamaruddin.
Untuk upah jasa buruh pengikat (pebentang) rumput laut masih bertahan sekitar Rp 10 Ribu per bentang tali, meski harga jual rumput laut naik, tidak ada perubahan upah, hal itu dikarenakan petani masih menunggu harga di bulan depan.
“Upah pebentang masih sepuluh ribuan, masih menunggu kepastian harga bulan depan, kalau harga naik, naik juga upah buruh ikat,” terangnya.
Untuk harga jual rumput laut yang harga jualnya sulit diprediksi, taksiran harga turun naik mengikuti trend pasar dan juga dari hasil panen di luar daerah.
“Naik dan turunnya harga jual rumput laut Nunukan, juga ditentukan dari kurangnya hasil panen di daerah-daerah lainnya. Sementara, untuk pabrik dan usaha pengolahan barang jadi rumput laut memerlukan bahan baku sangat tinggi,” pungkasnya. (DEVY/DIKSIPRO)