Hukum

Wanita Pencabul Anak di Bawah Umur Ditangkap Saat ‘Mabettang’

NUNUKAN – Wanita berusia 43 tahun pelaku perbuatan cabul terhadap remaja pria berusia 16 tahun yang sebelum ini namanya disamarkan sebagai Ganjen memiliki nama inisial asli SR, yang disebut-sebut mantan PSK.

Wanita ini diamankan pihak kepolisian Jum’at (20/5/2022) setelah dilaporkan oleh orang tua korban telah melakukan perbuatan asusila kepada anak mereka, Ganteng (nama samaran).

Kapolres Nunukan, AKBP Ricky Hadiyanto, S.H., S.I.K., M.H, melalui Kasubag Bin OPS Bag OPS dan Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Seksi (Kasi) Humas Polres Nunukan IPTU Supriadi, membenarkan SR sudah diamankan menyusul laporan yang disampaikan orang tua korban kepada pihak berwajib.

“Terduga pelaku sudah diamankan. Dijemput di daerah Tanjung (Sei. Mantri), Kelurahan Nunukan Barat saat tengah bekerja Bettang rumput laut,” kata Supriadi.

Berdasar hasil pemeriksaan Polisi maupun keterangan beberapa sumber lain, SR menjadi ibu angkat Ganteng belum lama setelah sekolah di Nunukan, karena kedua orang tuanya berada dan bekerja di Malaysia.

Sebelumnya Ganteng merupakan pelajar yang menyelesaikan pendidikan tingkat SD dan SMP di Keningau, Sabah Malaysia sebelum dipindahkan dan bersekolah di Nunukan.

Kronologis perkenalan antara Ganteng dengan SR, seperti dikatakan Supriadi, berawal dari aplikasi Tiktok. Supriadi menjelaskan, awal mulanya korban dan terduga pelaku berkenalan pada bulan maret 2022, melalui media sosial, aplikasi Tiktok.

Komunikasi antara keduanya terus berlanjut tidak hanya melalui media sosial bahkan berkembang jadi pertemuan-pertemuan langsung. Bahkan, berdasar keterangan ibu korban, anaknya tersebut pernah mengungkapkan keinginannya menjadi anak angkat SR yang disebutnya sebagai perempuan baik hati.

Ganteng yang tinggal di asrama sekolah mulai kerap mencari alasan untuk keluar asrama dengan alasan pergi beribadah. Sejatinya, dia malah menemui SR di kost tempat tinggal wanita dengan usia yang lebih layak sebagai ibunya tersebut.

“Kebiasaan Ganteng bermain media sosial mengawali perkenalannya dengan SR. Mereka akhirnya semakin dekat. Bahkan kepada orang tuanya di Malaysia, Ganteng menyampaikan niatnya ingin menjadi anak angkat SR,” kata Supriadi.

Belakangan, terungkap saat berkomunikasi melalui telepon seluler masing-masing, SR ternyata kerap mengirim foto-foto vulgar kepada Ganteng. Perlahan, ulah tidak pantas SR itu menimbulkan rasa penasaran hingga ketertarikan Ganteng untuk datang menemui SR.

Mengutip laporan orang tua korban kepada Polisi, sejak berkenalan awal bulan Maret 2022 lalu, anak mereka tersebut ternyata sudah sering melakukan hubungan layaknya suami istri dengan SR.

Kasus pencabulan terhadap anak di bawah umur ini akhirnya mulai terkuak memasuki bulan Mei 2022, setelah kesehariannya Ganteng mulai menunjukkan perubahan perilaku. Dia yang tadinya selalu ceria, mulai terlihat sering murung dan sikap-sikap aneh lainnya.

Menyadari anak didik di sekolah mereka sering menyendiri dan banyak termenung, pihak sekolah melakukan pendekatan, menanyakan apa yang terjadi dengan siswa mereka tersebut. Ganteng kemudian menceritakan apa yang terjadi dan telah dia alami akhir-akhir ini bersama SR.

Lebih miris, perkembangan lanjut kejiwaan Ganteng semakin tidak stabil. Tidak sekedar menyendiri dan termenung, remaja ini bahkan mulai sering histeria dan tidak bisa mengendalikan dirinya. Bicara sendiri dan berteriak-teriak.

Kondisi tersebut membuat pihak sekolah membawa Ganteng ke RSUD Nunukan untuk dilakukan pemeriksaan dan perawatan medis. Juga mengabarkan kepada orang tuanya yang berada di Malaysia terkait keadaan Ganteng.

Tiba di Nunukan Kamis 19 Maret 2022 lalu, orang tua Ganteng didampingi pihak sekolah langsung melaporkan SR ke Polres Nunukan tentang Peradilan Anak serta depresi yang dialami Ganteng.

Unsur penerapan pasal yang akan disangkakan kepada pelaku, menurut Supriadi masih menunggu hasil penyidikan lebih lanjut.

Supriadi juga menginformasikan terkait adanya jenis obat yang sering dikonsumsi Ganteng hasil pemberian SR. Namun apa jenis obat dimaksud, menurut Supriadi masih belum bisa dipastikan karena masih dalam proses penyelidikan.

“Pelaku sudah diamankan tapi belum diperiksa. Akan kami kembangkan untuk mengetahui jenis obat yang diberikan pelaku terhadap korban. Apakah ada kaitannya dengan perubahan perilaku korban,” kata Supriadi. (INNA/DIKSIPRO).

Komentar

Related Articles

Back to top button