Nunukan

Pencari Kerja Lulusan Universitas Lemah Pada Soft Skill

NUNUKAN – Tidak memiliki komunikasi secara baik, karakteristik, kecerdasan sosial yang melekat, serta kemampuan beradaptasi dengan baik di dalam kehidupan maupun dunia kerja atau lebih popular dikenal dengan istilh soft skill ternyata menjadi kendala paling banyak dialami para pencari kerja lulusan terbaru perguruan tinggi di daerah ini.

Begitu dikatakan Kepala Dinas Transmigrasi dan Tenaga Kerja (Distransnaker) Kabupaten Nunukan, Masniadi, di sela kegiatan Job Fair yang digelar di Aula Pertemuan Perkantoran Gabungan Dinas (Gadis) I di Jl. Ujang Dewa Sedadap, Nunukan Selatan, Selasa (13/8/2024) lalu.

“Kebanyakan calon tenaga kerja kita, lulusan terbaru perguruan tinggi lemah pada soft skill. Itu menjadi kendala tersendiri bagi mereka dalam berkompetisi untuk merebut peluang kerja yang tersedia. Padahal, bagi perusahaan atau lembaga penyedia tenaga kerja, soft skill menjadi penilaian penting terhadap calon karyawannya,” kata Masniadi.

Jika sisi kelemahan tersebut tidak segera dibenahi, lanjut Masniadi, bisa menjadi ancaman serius bahwa lowongan pekerjaan yang tersedia di daerah ini justru berhasil direbut oleh calon tenaga kerja lulusan perguruan tinggi luar Pulau Kalimantan yang memiliki kemampuan atau kesiapan soft skill yang lebih baik.

Seperti diketahui, setelah yang pertama pada tahun 2023 lalu, tahun 2024 ini, Distransnaker Kabupaten Nunukan kembali melaksanakan kegiatan Job Fair. Yakni sebuah ajang atau bursa kerja yang memfasilitasi pertemuan antara pencari kerja dengan perusahan penyedia lowongan kerja di Kabupaten Nunukan.

Sesuai data yang dimiliki dari dua kali terselenggaranya Job Fair di Nunukaan, dipastikan Masniadi umumnya calon tenaga yang mendaftarkan diri mengikuti seleksi perekrutan, kebanyakan sebagian besarnya adalah para lulusan terbaru Perguruan Tinggi.

“Kalau melihat nilai IPK-nya cukup bagus. Tapi saat dilakukan wawancara sebagai tahap awal seleksi berlangsung, mereka tidak memiliki kepercayaan diri berkomuniksi yang baik, gesture yang tidak meyakinkan serta unsur soft skill lain yang dibutuhkan. Itu yang sering membuat mereka ‘jatuh nilai’ dalam seleksi,” lanjut Kadis Transnaker Kabupaten Nunukan ini.

 Padahal, selain kemampuan akademis Perusahaan juga menginginkan karyawannya yang memiliki soft skill bagus,” terang Masniadi.

Karenanya, Masniadi berharap Perguruan Tinggi-Perguruan Tinggi yang ada di daerah ini perlu memberi perhatian juga terhadap pembinaan soft skill mahasiswa mereka. Bukan sekedar ‘memproduksi’ alumni yang belum lengkap dalam menghadapi dunia kerja. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button