Nunukan

Antrian Panjang Permohonan Eazy Paspor di Nunukan

Pasca Malaysia Umumkan Buka Pintu Masuk

NUNUKAN – Tidak hanya di Kecamatan Lumbis, antusias masyarakat mengajukan permohonan passport pasca wacana Malaysia membuka pintu masuk ke negaranya pada 1 April 2022 juga datang dari masyarakat di Kecamatan Lumbis Ogong.

Mengutip penyampaian Camat Lumbis Ogong, Daud, S.Pd, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan, Washington Saut Dompak Napitupulu, A.Md., Im, S.H., M.A mengatakan, masyarakat Kecamatan Lumbis Ogong juga berharap layanan Eazy Passport bisa sampai di wilayah mereka.

Menurut Washington, dari informasi yang mereka terima, sedikitnya tercatat sebanyak 300 pemohon yang ingin mendapatkan layanan Eazy Passport di Kecamatan Lumbis Ogong.

“Namun harapan tersebut belum bisa terpenuhi dalam waktu dekat ini. Selain kendala transportasi juga dukungan akses internetnya,” terang Washington.

Dijelaskan oleh Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Nunukan ini, untuk menuju ke Kecamatan Lumbis Ogong dibutuhkan biaya transportasi yang cukup besar.

Transportasi sungai yang akan ditempuh harus menggunakan Long Boat dengan biaya sewa mencapai Rp 9 juta. Dengan minimal membawa 10 orang petugas saja serta 5 set perangkat peralatan yang akan diangkut, paling tidak membutuhkan Long Boat hingga 3 unit.

“Kami tidak memiliki cukup biaya untuk kebutuhan transportasi tersebut. Dengan jumlah pemohon yang ada, setidaknya harus menginap selama tiga hari di kecamatan itu,” beber Washington.

Kendala tersebut, lanjut dia, masih harus ditambah lagi dengan persoalan fasilitas akses internet yang belum stabil di wilayah Kecamatan Lumbis Ogong.

Antrian permohonan Eazy Passport, kata Washington lagi, juga diperpanjang dengan permintaan dari masyarakat di Kecamatan Krayan yang berharap bisa dikunjungi pada akhir bulan sebelum memasuki Ramadhan tahun ini. Jumlah pemohon dari kecamatan ini tercatat sebanyak 39 orang.

Demikian juga di Pulau Sebatik yang sudah mendekati angka 150 pemohon. Dalam sehari, masyarakat yang datang untuk mendapatkan layanan pembuatan paspor berkisar antara 3 hingga 5 orang.

“Padahal, sebelum Pemerintah Malaysia secara resmi mengumumkan akan membuka pintu masuk ke negaranya, sempat nihil pemohon,” terang Washington.

Umumnya permohonan paspor baik melalui layanan Eazy Passport maupun yang datang langsung ke kantor, sebagian besar adalah paspor wisata dengan alasan untuk mengunjungi keluarga atau sekedar berbelanja kebutuhan sembako.

Washington memperkirakan tingginya permintaan pembuatan paspor tersebut dimungkinkan banyak masyarakat di daerah ini yang merasa jenuh setelah lebih kurang selama 2 tahun diterapkan kebijakan lockdown.

Selain itu, animo masyarakat Nunukan mengurus paspor yang cukup tinggi, lantaran tidak diperlukan lagi proses karantina untuk memasuki negara Malaysia.

“Walaupun tanpa karantina, tetap diwajibkan menunjukkan hasil negatif tes PCR maksimal dua hari sebelum keberangkatan dan tes Antigen dalam 24 jam setelah kedatangan yang dilakukan di bawah supervisi ahli. Vaksinasi juga harus lengkap,” terangnya. (DEVY/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button