NunukanPendidikan

Ada Pelajar SD Pada Kegiatan Work Shop Bank Sampah Oleh DLH Nunukan

Ada yang sempat menarik perhatian saat Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Nunukan menggelar kegiatan work shop tentang Bank Sampah di Aula Gabungan Dinas (Gadis) I Jl. Ujang Dewa, Kecamatan Nunukan Selatan, Selasa (14/11/2023) lalu.

Diantara puluhan peserta work shop dengan tema O’SILEBAH (Optimalisasi, Layanan Edukasi, Ekologi dan Ekonomi Berbasis Sampah) terdapat beberapa anak berseragam sekolah putih-merah atau pelajar Sekolah Dasar (SD) duduk pada deretan kursi yang ditempati peserta work shop yang rata-rata berusia dewasa.

Sempat diduga, keberadaan mereka saat itu hanya kebetulan mengikuti orang tuanya yang menjadi peserta pelatihan lantaran setelah dijemput dari sekolah, mereka belum sempat diantar pulang rumah.  Namun belakangan diketahui pelajar SD yang justru mengambil posisi duduk di kursi masih pada deretan terdepan, juga menjadi peserta pelatihan kegiatan ini.

Tidak sekedar datang, duduk dan diam, pelajar SD yang hadir saat itu juga terlihat serius menyimak materi-materi yang disampaikan oleh tiga narasumber yang dihadirkan pada acara ini. Bahkan tidak merasa sungkan atau malu-malu karena berada di antara orang dewasa, mereka aktif terlibat pada sesi tanya jawab dibuka oleh panitia penyelenggara.

Sebut saja diantaranya, siswa pelajar kelas IV dari SD Negeri 001 Nunukan Selatan yang mengaku bernama Najwa yang lugas menjawab pertanyaan yang diajukan salah seorang narasumber yaitu Sekretaris DLH Nunukan, Freddyanto Gromiko, S.T,.

Saat itu, Freddyanto spontan menunjuk Najwa untuk menyebutkan salah satu contoh dari upaya yang dapat dilakukan guna menekan atau mengurangi sampah. Najwa memberikan jawaban, sebagai pelajar, dapat melakukannya dengan membawa bekal air minum dari rumah menggunakan Tumbler atau bekal makanan  menggunakan Tupperware.

Jawaban Najwa ini segera saja mendapat aplaus tepuk tangan dari peserta work shop lainnya. Sekaligus pujian dari Freddyanto Gromiko dan mengingatka panitia agar memberi pelajar SD tersebut merchandise yang memang disediakan untuk peserta aktif terlibat mengikuti kegiatan yang mereka selenggarakan ini.

Terpisah, Kepala Bidang Pengelolaan Persampahan pada DLH Kabupaten Nunukan, Muhammad Irfan Ahmad, yang juga menjadi salah satu narasumber dalam kegiatan ini menjelaskan, melibatkan peserta pelajar mulai dari tingkat SD hingga SLTA merupakan salah satu inovasi mereka dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosialisasi terkait pengendalian sampah di daerah ini.

Sekolah kata Irfan merupakan salah satu titik potensi sampah yang juga harus diperhatikan karena setiap hari sekolah pada aktifitas di luar jam belajar, anak-anak sekolah disadari atau tidak juga menjadi penghasil sampah bekas kemasan makanan atau minuman yang dikonsumsi.

Irfan memberi contoh, pada satu sekolah dengan jumlah pelajar sebanyak 300 orang siswa saja, diasumsikan 100 siswa saja diantaranya membeli makanan dengan kemasan yang akan menjadi sampah, dapat dibayangkan berapa banyak sampah yang dihasilkan setiap hari dari kalangan pelajar kita.

Jika kemudian para pelajar diberikan pemahaman bagaimana sebaiknya ikut berperan mengatasi persoalan sampah dengan membudayakan menggunakan tempat isi ulang untuk bekal yang dibawa dari rumah, bukan hanya persoalan sampah yang dapat dikendalikan tapi pada sisi pengeluaran uang jajan pelajar yang harus ditanggung orang tua dapat lebih dilakukan penghematan.

“Pelan-pelan secara bertahap, kalangan pelajar akan lebih sering kami libatkan dalam kegiatan-kegiatan sosialisasi memerdekakan hidup dari sampah,” kata Irfan.

Kelebihan lain dengan mengajak kalangan pelajar dalam kegiatan-kegiatan serupa ini, masih seperti dikatakan pejabat Kabid Pengelolaan Persampahan pada DLH Kabupaten Nunukan ini, karena pada usia dini kalangan pelajar masih lebih mudah untuk ‘diinstal’ menanamkan kebiasaan hidup sehat dengan lingkungan yang bersih. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button