NunukanSeni & Hiburan

Euforia dan Perjuangan Panjang Membangun Balai Adat Besar

Masyarakat Dayak Agabag di Tulin Onsoi Meriahkan Peresmiannya

Suka cita dilaksanakannya peresmian bangunan Balai Adat Besar dimeriahkan oleh masyarakat Dayak Agabag di Kecamatan Tulin Onsoi dengan menggelar acara meriah selama dua hari berturut-turut, Sabtu dan Minggu (6-7/1/2024).

Hal itu dinilai wajar sebab keberadaan Balai Adat Besar tersebut menjadi sarana yang sudah cukup lama dinantikan yang akhirnya baru terwujud pada awal tahun 2024 ini.

Menceritakan perjuangan panjang dan usaha keras masyarakat Dayak Agabag Kecamatan Tulin Onsoi terhadap keinginan memiliki Balai Adat Besar ini, menurut Kepala Desa Kalunsayan, Semion Latu, sudah sangat lama.

Namun berbagai keterbatasan yang dihadapi dan belum bisa teratasi, membuat harapan tersebut tetap menjadi sebuah harapan yang belum diketahui kapan dapat merealisasikannya.

Memasuki awal tahun 2021, keinginan kuat tersebut mulai direalisasikan dengan melakukan penggalangan dana yang dimulai dari masyarakat adat serta sumbangan dari beberapa perusahaan swasta yang beroperasi di kawasan Kecamatan Tulin Onsoi dan sekitarnya.

Wakil Bupati Nunukan, Hanafiah nyawer penari Semajau pada acara persemian Balai Adat Besar di Desa Kalun Sayan. (ADHE/DIKSIPRO)

“Itupun tidak serta merta total jumlah dana yang dibutuhkan untuk pembangunannya langsung terpenuhi. Aksi penggalangan dana masih terus dilakukan, sambil secara bertahap proses pembangunannya dikerjakan menyesuaikan dana yang tersedia pada saat itu,” terang Semion.

Itu sebabnya, lanjut dia, sejak mulai dikerjakan hingga bangunannya selesai, dibutuhkan anggaran cukup besar dan waktu yang lama.

Menghabiskan anggaran hingga sebesar Rp 373.220.000 dengan waktu masa pembangunan selama 22 bulan, Balai Adat Besar Dayak Agabag di Desa Kalunsayan, Kecamatan Tulin Onsoi, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara tersebut akhirnya diresmikan oleh Wakil Bupati Nunukan, H. Hanafiah S.E., M.Si pada Sabtu (6/1/2024).

Sebelum keberadaan Balai Adat Besar tersebut, masih seperti dikatakan Semion Latu, untuk melaksanakan pertemuan atau musyawarah adat maupun dalam menggelar acara seni budaya, masyarakat Dayak Agabag di Kecamatan Tulin Onsoi belum memiliki tempat tetap yang terkonsentrasi.

“Kami melaksanakannya secara berpindah-pindah dari satu desa ke desa lainnya yang memiliki tempat untuk menghimpun masyarakat dalam jumlah besar. Tidak jarang kami terpaksa harus meminjam aula pertemuan Kantor Desa, rumah dinas kecamatan atau rumah-rumah penduduk,” terang Semion

Soal ditetapkannya Desa Kalunsayan sebagai tempat berdirinya balai Adat Besar tersebut, diterangkan sudah menjadi kesepakatan para tokoh adat berdasar historis keberadaan Pangeran suku Dayak Agabag di kecamatan tersebut berasal dari Desa Kalunsayan. Hingga saat ini, tampuk pimpinan masyarakat etnis  tersebut berada di tangan Pangeran Basuat bin Batulis.

Selain acara peresmian yang digelar meriah pada Sabtu (6/1/2025) yang dihadiri ratusan tamu undangan mulai dari pusat, provinsi dan ibu kota kabupaten dan tokoh masyarakat se Kecamatan Tulin Onsoi, euforia dan suka cita keberadaan Balai Adat Besar Dayak Agabag juga berlanjut hingga Minggu (7/1/2024) dengan pagelaran festival seni budaya Masyarakat Dayak Agabag, di antaranya lomba Tari Bekukuy dan tari Sumajau maupun seni budaya lainnya. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button