Tampil Eksklusif Dengan Busana Gaya Textile Painting Produk Lapas Nunukan

Ingin tampil gaya menggunakan busana dengan motif yang tidak ada duanya, anda bisa mendapatkannya dengan membuat tempahan di Lapas Kelas II-B Nunukan.
Diantara bentuk pembinaan kemandirian terhadap narapidana selama menjalani masa hukuamnnya, Lapas Nunukan memberikan sejumlah program kegiatan yang diharapkan dapat menjadi bekal keterampilan yang dimiliki Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) setelah kembali hidup bebas di tengah masyarakat kelak.
Salah satu dari program pembinaan kemandirian terhadap WBP yang berkembang cukup baik diselenggarakan adalah kecekatan dan kemampuan praktis di bidang pengolahan bahan tekstil atau umum dikenal dengan istilah keterampilan menjahit pakaian.
Dikatakan berkembang cukup baik, bahwa hasil jahitan karya warga binaan Lapas Nunukan saat ini setidaknya sudah menembus pasar dalam daerah melalui jalinan kerjasama dengan pihak-pihak yang bisa membuka akses terhadap konsumennya.
Selain telah melayani permintaan pakaian seragam berkelompok dari beberapa institusi atau organisasi, mendampingi Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Nunukan, Puang Dirham, petugas Teknisi Kegiatan Kerja, Muhammad Arfin, menyebutkan bahwa usaha menjahit yang dikembangkan juga dapat melayani pesanan secara perorangan.
Kelebihannya, pakaian hasil jahitan warga binaan di Lapas Nunukan bisa menjadi koleksi busana yang menarik dan unik lantaran konsumennya bisa menentukan apapun motif dan corak diinginkan sesuaikan dengan selera masing-masing.
Artinya, pada usaha konveksi di Lapas Nunukan ini anda bisa memesan pakaian dengan motif atau corak yang tidak ada duanya dimiliki orang lain.
Hal tersebut dimungkinkan karena di lapas Nunukan juga memiliki warga binaan yang memiliki keahlian textile painting. Yakni salah satu Teknik membuat motif atau menghias kain yang berbeda dengan melukis pada kanvas. Menggunakan pewarna khusus yang tahan dicuci dan disetrika.
Soal pembinaan keterampilan menjahit yang dikembangkan, Arfin memastikannya sebagai bentuk tanggung jawab besar pihak Lapas dalam melakukan pembinaaan terhadap WBP agar setelah hidup bebas mereka akan menjadi manusia yang berkarya dan bisa menjadi Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan produktif.
Penjaringan SDM yang akan dibekali keterampilan dalam menjahit, menurut Arfin, dilakukan dengan menawarkan pilihan kepada warga binaan pasca berstatus sebagai narapidana. Tujuannya tentu saja sebagai upaya memenuhi kebutuhan tenaga terampil dalam menghasilkan produk atau karya yang dapat diunggulkan, sekaligus memudarkan pandangan sebelah mata atau stigma negatif terhadap warga binaan. (ADHE/DIKSIPRO)