Potensi Tanah Longsor di Nunukan Dibantah
Nazaruddin : “Pernyataan saya berdasar literasi keilmuan,”

NUNUKAN – Pengamat lingkungan di Nunukan, Nazaruddin Semat membantah pernyataan Kasubid Rehabilitasi dan Rekontruksi, pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Mulyadi terkait adanya potensi tanah longsor di Pulau Nunukan.
Menurut Nazarauddin, apa yang disampaikan Mulyadi adalah pernyataan terburu-buru mengingat potensi tanah longsor tidak ada di Pulau Nunukan.
“Kriteria dan karakteristik tanah pada beberapa tempat yang disebutkan dapat dipastikan tidak memiliki potensi longsor. Kesimpulan itu hanya hasil renungan,” tegas Nazaruddin.
Memberikan dasar bantahannya, Nazarauddin pada masa aktifnya sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) pernah menjabat sebagai Kepala Bidang Pengendalian dan Pemulihan pada DLH Kabupaten Nunukan ini mengatakan, kontur medan lahan yang dimaksud tidak terlalu curam. Level kemiringannya tidak melebihi 25 derajat.
Selain itu, jenis tanah pada titik-titik seperti disebutkan Mulayadi di kawasan itu, menurut Nazaruddin adalah jenis tanah kley atau tanah liat dengan sedikit kandungan pasir.
“Tingkat ‘kekompakan’ agregat tanah seperti itu dikategorikan solid. Pada kemiringan yang tidak ekstrim, tidak akan terjadi longsor,” kata Nazaruddin lagi.
Ditambahkan, Nunukan dalam arti pulau seutuhnya, tidak termasuk jalur gempa tektonik, sehingga pemicu untuk terjadinya longsor dapat dikatakan tidak ada.
Jika terjadi juga longsor, kata Nazaruddin lebih kepada longsor buatan atau olah perilaku masyarakat. Contohnya, ada aktifitas penggalian tanah secara ekstrim untuk pembuatan batu bata.
Dengan latar belakang keilmuan forestry, pengabdi pada lembaga lingkungan hidup, pemerhati pertanian dan kehutanan, Nazaruddin memastikan bantahannya ini dilandaskan literasi keilmuan, analisis dan bukan sekedar renungan.
Seperti diberitakan media ini sebelumnya, mendampingi Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Arief Budiman, Kasubid Rehabilitasi dan Rekontruksi, Mulyadi menyebutkan bencana alam tanah longsor berpotensi pada banyak titik di wilayah di Pulau Nunukan.
Menurut Mulyadi saat itu, setidaknya terdapat 7 titik rawan tanah longsor di Pulau Nunukan. Lima diantaranya terdapat di wilayah Kecamatan Nunukan meliputi 3 titik di Kawasan Sei Fatimah serta 1 titik lainnya di Jl. SMK.
Sedangkan 2 titik lainnya berada di wilayah Kecamatan Nunukan Selatan, terdapat di Kawasan Kampung Baru dan Jl. Lumba-Lumba. Bahkan untuk yang disebutkan terkahir, tidak hanya tanah longsor juga dibarengi dengan bencana banjir.
Menjelaskan ciri-ciri potensi terjadi bencana longsor dimaksud, dikatakan Mulyadi karena pada sejumlah titik yang dia sebutka, terdapat retakan-retakan pada bagian lereng tanah.
“Juga karena struktur badan jalan bergelombang akibat tanah bergeser. Pada beberapa titik telah terjadi longsor kecil di bagian lereng,” kata Mulyadi.
Karenanya, disarankan masyarakat tidak mendirikan bangunan rumah pada sejumlah titik yang disebutkan memiliki potensi terjadi tanah longsor tersebut. (ADHE/DIKSIPRO)