Nunukan

Takut Gemuk, Remaja Putri Potensi Penyebab Anak Stunting

Yuli Uptataliun : “Kebanyakan memaksakan diet tanpa pengetahuan,”

NUNUKAN – Mungkin belum banyak yang tahu, potensi dini terjadinya stunting pada anak justru ‘disumbang’ dari kalangan remaja putri.

Bagaimana bisa kalangan remaja putri disebut sebagai salah satu unsur penyumbang terjadinya stunting pada anak, jika mengingat mereka merupakan kelompok orang yang belum menikah atau berkeluarga?

Menghadiri kegiatan Lokakarya Mini Tribulan Lintas Sektor UPT Puskesmas Sedadap yang diselenggarakan Jum’at (19/7/2024) di Ruang Pertemuan Lt.II Gedung Puskesmas Sedadap, Kecamatan Nunukan Selatan, Admin Kesehatan Ahli Muda pada Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan, Yuli Uptataliun saat menyampaikan sambutannya menegaskan hal tersebut.

Dukatakan Yuli, salah satu penyebab terjadinya stunting pada anak di Indonesia berasal dari remaja putri yang melakukan diet tanpa konsultasi dokter. Artinya mereka dominan membatasi makan namun tidak menyadari langkah yang dilakukan tidak disertai pengetahuan yang benar tersebut membahayakan proses reproduksi mereka jika kelak telah berkeluarga.

“Karena menghindari kegemukan, banyak remaja putri yang berinisiatif sendiri melakukan diet tanpa berkonsultasi pada tenaga ahli kesehatan. Ini sangat berbahaya,” kata Yuli.

Bahaya dimaksud, dijelaskan Yuli justru pada usia pertumbuhannya, remaja membutuhkan asupan gizi dan nutrisi yang cukup dari bahan makanannya. Namun karena takut mengalami kegemukan, para remaja penghindar kegemukan banyak yang melakukan diet ketat tanpa pengetahuan.  

Kendati tidak memiliki data pendukung, namun Yuli Uptataliun meyakini tidak sedikit kalangan remaja putri di Kabupaten Nunukan yang melakukan inisiatif melakukan diet agar terhindar dari kegemukan.

Ditanyakan, apakah informasi penting yang belum banyak diketahui tersebut sudah tersebarluaskan pada kalangan remaja putri di daerah ini. Menurut Yuli pihaknya dari Dinas Kesehatan Kabupaten Nunukan dalam beberapa kesempatan telah melakukan sosialisasi dengan menyasar para pelajar di tingkat SMP dan SMA di Nunukan.

“Beberapa kesempatan, kami (Dinas Kesehatan) melakukan sosilisasi ke sekolah-sekolah. Karena pada usia pelajar seperti itu yang berpotensi memaksakan diet tanpa ada pengetahuan yang cukup karena tidak berkonsultasi dengan dokter atau tenag ahli kesehatan,” terang Yuli Uptataliun.

Sementara itu, dalam penyampaiannya selaku narasumber dalam kegiatan ini, Kepala Puskesmas Sedadap, Evi Mariani membuka data  stunting yang ada di wilayah Kecamatan Nunukan Selatan saat ini dialami 345 orang anak dengan sebaran sebanyak 61 anak di Kelurahan Selisun, sebanyak 78 anak di Kelurahan Mansapa, sebanyak  86 di kelurahan Nunukan Selatan dan terbesar di Kelurahan Tg. Harapan dengan jumlah anak stunting sebanyak 120 orang. (ADHE/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button