Tagana Nunukan Salurkan Bantuan Untuk Korban Kebakaran
NUNUKAN – Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Nunukan pada Jum’at (28/5) turun menyerahkan bantuan kepada korban kebakaran yang tinggal di RT. 07 RW. 02 Kelurahan Nunukan Selatan, Benedikta Barek Hajon.
Bantuan berupa perlengkapan kebutuhan tidur serta sejumlah bahan makanan siap saji, diterima langsung oleh nenek berusia 75 tahun tersebut bersama cucu-cucunya dilokasi musibah kebakaran terjadi.
Mewakili Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Nunukan, Ir Jabbar M.Si, Sekretaris Tagana, Kabupaten Nunukan Nurdianti, SE menyebutkan barang-barang yang diserahkan merupakan penyaluran bahan bantuan berasal dari Kementrian Sosial yang sejatinya memang diperuntukkan pada warga yang mengalami bencana.
“Jumlah bantuan memang tidak terlalu besar. Mengingat barang tersedia juga harus dibagi guna mengantisipasi jika terjadi musibah lainnya. Tapi setidaknya diupayakan untuk mengurangi penderitaan warga yang mengalami bencana sesuai dengan kondisi masing-masing,” terang Nurdianti.
Tagana sendiri merupakan organisasi yang berada di bawah Naungan Dinas Sosial di seluruh Kabupaten Kota di Indonesia yang dibentuk agar berperan aktif dalam membantu korban bencana. Termasuk mendistribusikan barang bantuan yang berasal dari Kementrian Sosial.
Musibah kebakaran yang dialami Benedikta Barek Hajon sendiri memang cukup memprihatinkan. Di usia senjanya dengan tanggungan 7 orang cucu yang masih kecil-kecil harus kehilangan seluruh barang yang dimiliki karena dilalap sijago merah.
“Seluruh barang rumah tangga habis terbakar. Yang tersisa saat itu hanya pakaian yang ada dibadan,” kata Benekdita. Namun dirinya masih bersyukur, karena dia serta seluruh cucunya selamat terhindar dari bencana itu.
Rumah terbakar yang ditinggali Benedikta bersama 7 orang cucunya itu sebenarnya tinggal tumpangan yang dipinjamkan oleh keluarga Siswanto Slamet Widodo. Karena selama ini Benedikta sama sekali tidak memiliki tempat bernaung.
Siswanto sendiri mengaku menerima dengan kesabaran dan lapang dada rumah yang dipinjamkan kepada Benedikta tersebut akhirnya hangus terbakar. Menurutnya, hal itu sebagai musibah yang tidak bisa dihindari.
Itu sebabnya , kendati masih dalam jumlah sangat terbatas, material bangunan yang diperoleh dari hasil sumbangan warga secara bertahap digunakan untuk mendirikan pondok pada lokasi yang sama rumah sebelumnya.
“Dibantu keluarga, kami bergotong royong mendirikan pondok tempat tinggal nenek Benedikta bersama cucu-cucunya nanti. Materialnya berasal dari sumbangan warga dan swadaya keluarga,” terang Slamet.
Jumlah material bangunan yang tersedia saat ini dikatakan Slamet masih sangat kurang. Uluran tangan sebagai bentuk kepedulian dan keprihatinan dari berbagai pihak diakuinya tentu sangat membantu untuk meringankan kesulitan yang dialami korban. (PND/DIKSIPRO)