KaltaraNunukan

Tahun 2022, Karhutla di Kabupaten Nunukan Hanguskan 11, 58 Hektar Hutan

NUNUKAN – Sejak Januari hingga Juni 2022, telah terjadi beberapa kali kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kabupaten Nunukan. Dalam kurun waktu tersebut, tiga kali kasus kebakaran yang terjadi melalap lahan mencapai seluas 11,58 hektar dari 1,05 juta hektar luasan hutan di Kabupaten Nunukan.

Pengamatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, selain karena faktor cuaca, kebiasaan warga membakar ranting atau rerumputan kering yang telah dibabat sebelumnya menjadi penyebab kasus-kasus Karhutla itu.

“Wilayah yang sering mengalami kebakaran hutan terjadi di kecamatan Nunukan Selatan. Masing-masing di daerah Panamas, Kelurahan Mansapa dan Kelurahan Selisun,” terang Sub Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan, Mulyadi Sabtu (25/06/2022).

Melalui pejabat Camat, Lurah hingga tingkat Ketua RT, kata Mulyadi, BPBD kerap menyampaikan imbauan dan pemahaman agar masyarakat tidak membakar lahan jika membuka lahan berkebun karena berisiko buruk pada lingkungan.

Selain berdampak buruk dari sisi ekologi lingkungan, lanjut Mulyadi, kebakaran hutan juga merugikan masyarakat dari segi ekonomi. Karena hilangnya potensi sumber pencaharian, hilangnya sumber air, berkurangnya persediaan oksigen alami hingga hilangnya objek wisata alami dan lain sebagainya.

“Tingginya angka kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Nunukan juga menunjukkan lemahnya pengawasan dan rendahnya partisipasi masyarakat dalam menjaga dan mencegah kebakaran hutan dan lahan,” terangnya lagi.

Namu menurutnya, rendahnya tingkat kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan, karena pemahaman dan pengetahuan dasar terkait upaya mitigasi bahaya kebakaran hutan dan lahan juga masih sangat rendah dan belum memadai.

Pencegahan dan kesiapsiagaan bencana, katanya lagi, memang perlu ditingkatkan. Penanganan Karhutla antara unsur terkait belum terpadu. Masih berjalan sendiri-sendiri. Ditambah lagi belum ada rencana kontingensi untuk meningkatkan kesiapsiagaan serta keterbatasan anggaran dan minimnya peralatan yang dimiliki.

Dalam pelaksanaan sosialisasi pada masyarakat di daerah rawan bencana Karhutla, menurut Sub Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nunukan ini, pihaknya akan melakukan pemetaan daerah rawan bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Nunukan.

Termasuk akan membuat rambu-rambu serta papan peringatan di setiap daerah rawan bencana kebakaran hutan dan lahan.

Berdasarkan rekapitulasi, kejadian bencana kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Nunukan sejak tahun 2019 hingga 24 Juni 2022 mencapai 91 kasus.

Rinciannya, pada tahun 2019 terjadi 27 kali kasus dengan lahan yang menjadi korban seluas 186, 80 hektare. Pada tahun 2020 terjadi 54 kali kebakaran dengan luas lahan 400,27 hektare.

Pada tahun 2021 hanya ada 7 kasus dengan luasan lahan 18, 40 hektare. Disusul kasus kebakaran hutan pada tahun 2022 ini, hingga memasuki bulan Juni, tercatat 3 kasus dengan luas lahan 11,58 hektare.

“Kita berharap penurunan angka kasus kebakaran hutan dan lahan bisa terus ditingkatkan sehingga tidak adanya lagi kasus-kasus kebakaran hutan dan lahan di wilayah ini,” tegas Mulyadi

Kepada masyarakat yang akan membuka lahan perkebunan dengan cara menebang pohon yang ada di dalamnya, disarankan memisahkan daun kering dan dipetakan terlebih dahulu agar tidak menjalar ke tempat lain. (INNA/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button