Nunukan

Harga Cabai di Nunukan Tembus Rp 140 Ribu Per Kilogram

Petani Lokal Manfaatkan Kekosongan Pasokan Dari Luar Daerah

NUNUKAN – Dua bulan terakhir, November hingga Desember 2021, harga cabai di Nunukan melonjak drastis. Tidak tersedianya cabai yang didatangkan dari Sulawesi, membuat harga cabai lokal menembus angka Rp 140 Ribu Per Kilogram.

Padahal, pada harga normal cabai lokal ini biasanya berada di kisaran angka Rp 50 Ribu Per Kilogram.
Terjadi lonjakan harga lokal tersebut, menurut Rahma Tia, salah seorang petani setempat dipengaruhi tidak tersedianya pasokan cabai dari luar daerah akibat tingginya curah hujan yang terjadi di Sulawesi.

Diketahui selama ini, umumnya cabai yang beredar di pasaran Nunukan dipasok dari Sulawesi. Dengan kendala cuaca yang dialami, produktifitas cabai di daerah itu menjadi rendah sehingga dalam kurun dua bulan terakhir tidak ada cabai yang didatangkan ke Nunukan.

“Cabai yang biasanya didatangkan dari Sulawesi saat ini kosong. Yang banyak dijual sekarang cabai lokal,” terang petani yang membuka kebun di kawasan Selisun, Kecamatan Nunukan ini.

Tidak tersedianya cabai dari Sulawesi tersebut diduga dimanfaatkan oleh petani lokal untuk menaikkan harga cabai hasil perkebunan mereka hingga harga di pasaran mencapai Rp 140 Ribu Per Kilogram.

Rahma Tia memprediksikan, jika musim hujan di Sulawesi terus berkepanjangan, tidak menutup kemungkinan harga cabai di Nunukan masih akan naik lagi karena produtivitas di Nunukan juga sudah mulai terbatas sedangkan permintaan pasar masih cukup tinggi.

Namun sebaliknya, jika dalam waktu satu bulan ke depan suplier mampu mendatangkan cabai dari Sulawesi dengan pasokan yang cukup besar, diyakini harga cabai di Nunukan akan kembali normal seperti biasa. Keterbatasan pasokan cabai dari Sulawesi ke Nunukan yang terjadi membuat pedagang sayur di daerah ini mengandalkan ketersediaan cabai lokal walaupun petani setempat menjualnya sudah dengan harga yang cukup tinggi.

“Sebagai pedagang pengecer, saya tidak bisa membeli cabai lokal dalam jumlah banyak. Selain butuh modal besar, keuntungan yang didapatkan juga sangat kecil jika dibanding menjual cabai asal Sulawesi,” Terang Bia, salah seorang pedagang sayur di Pasar Inhutani.

Mahalnya harga cabai saat ini, lanjut Bia lagi, membuat banyak konsumen dari kalangan ibu rumah tangga terpaksa membatasi kebutuhannya. Kecuali pengusaha warung makan. Itupun tidak sebanyak seperti biasanya.

Intan, salah seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Jl. Sungai Bilal, Kelurahan Nunukan Barat membenarkan jika akhir-akhir ini setiap membeli cabai untuk kebutuhan sehari-hari, tidak sebanyak biasanya.

“Paling saya membeli eceran seharga Lima Ribu Rupiah. Jika harga cabai sudah normal kembali baru membeli lebih banyak untuk persediaan di rumah,” terang Intan. (DPro04/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Check Also
Close
Back to top button