
NUNUKAN – Menyusul ditetapkannya status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Kabupaten Nunukan pada level 2, banyak sekolah yang mulai mempersiapkan efiktifitas proses belajar mengajar berlangsung secara tatap muka.
Tidak terkecuali Sekolah Dasar (SD) Negeri 02 Nunukan, yang juga melakukannya dengan tetap memperhatikan persyaratan Protokol Kesehatan (Prokes) secara baik.
Seperti dikatakan salah seorang tenaga pendidik di sekolah itu, Amelia S.Pd, kesiapan sekolah dengan berbagai fasilitas yang harus dipenuhi saat pelaksanaan PTM terbatas, terlebih dahulu harus ada treatment dan perbaikan sarana prasarana terkait penerapan Prokes dan pengawasannya.
“Termasuk ijin persetujuan dari orang tua siswa dalam menyertakan anaknya mengikuti Pembelajaran tatap Mukan (PTM) di sekolah,” kata Amelia.
Guru pengajar dan Wali Kelas 1 di SD Negeri 02 Nunukan ini mengatakan, sekolah mereka akan melakukan 2 sesi PTM dalam setiap hari sekolah. Sesi pertama berlangsung mulai Pk. 07.30 hingga Pk. 10.00 Wita. Dilanjutkan sesi kedua dimulai Pk 12.00. Kecuali hari Jum’at, sesi pertama PTM berlangsung mulai Pk. 07.00 hingga Pk. 09.00 Wita dilanjutkan dengan sesi kedua yang dimulai Pk. 09.30 hingga Pk. 11.30 Wita.
“Karena sementara ini kantin belum dibuka, kami menghimbau para siswa untuk sarapan atau membawa bekal makanan dari rumah masing-masing,” tambah Amelia.
Setiap siswa juga diharapkan membawa perlengkapan prokesnya sendiri-sendiri dari rumah. Baik itu masker maupun hand sanitizer.
“Tapi jika ada siswa yang lupa membawanya, pihak sekolah juga ada menyiapkan,” kata Amelia lagi.
Antusias dari orang tua siswa menyambut PTM disebut-sebut juga sangat tinggi. Bahkan sebelum dilakukan pertemuan untuk pemberitahuan PTM terbatas dilangsungkan, banyak orang tua siswa yang sudah menghubungi pihak sekolah untuk menanyakannya.
Antusias tersebut diasumsikan karena tingkat kejenuhan orang tua serta siswa sudah sangat tinggi setelah lebih kurang dua tahun tidak masuk kesekolah secara normal.
“Orang tua juga banyak yang mengaku sudah bosan dan kewalahan karena ‘menjadi guru’ untuk anak-anak mereka di rumah,” terangnya.
Itu sebabnya, sebelum pihak sekolah menyebarkan undangan kehadiran orang tua di sekolah guna membuat surat pernyataan menyetujui anak mereka menyertai PTM, sudah banyak orang tua siswa yang berinisiatif datang lebih pagi ke sekolah untuk menyetakan persetujuan mereka.
Menjadi perhatian para guru di sekolah ini, selain tingkat kejenuhan orang tua terhadap proses belajar daring selama masa pendemi ini, dirasakan juga ketidak efektifannya berdampak pada pendidikan pada sumber daya manusianya yang kurang berhasil.(DEVY/DIKSIPRO)