NunukanPendidikan

SMP Al Izzah Sambut Kedatangan Santri Baru Angkatan ke-II

Siswa Resmi Menjadi Warga Asrama

NUNUKAN – Menandai dimulainya masa pendidikan periode tahun 2022/2023, Sabtu (16/7/2022) SMP Al Izzah Islamic Boarding School (IBS) Nunukan menerima kedatangan para santri baru angkatan ke II di sekolah mereka yang berlokasi di Jl. Damai RT. 14 Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara.

Artinya, terhitung sejak tanggal tersebut para santri sudah dilepas oleh orang tua/wali masing-masing untuk menjadi warga asrama sekolah dalam mengikuti program pendidikan yang akan diselengarakan hingga 3 tahun kedepan.

Prosesi penerimaan santri baru saat itu tersebut digelar melalui sebuah pertemuan sederhana antara Dewan Pembina Yayasan, Ketua Yayasan, Kepala Sekolah serta guru-guru pembina dengan para orang tua/wali santri.

Dalam kesempatan itu, pihak sekolah menjelaskan secara rinci tentang latar belakang lembaga pendidikan yang mereka kelola ini, situasi maupun kondisi lingkungan sekolah hingga keunggulan-keunggulan yang dimiliki dalam pembinaan pendidikan yang diterapkan.

Mengawali penjelasanya, Kepala Sekolah SMP Al Izzah IBS Nunukan, Ustadzah Netti mejelaskan alasan sekolah memilih nama SMP, bukan MTS seperti kebanyakan lembaga pendidikan berbasis agama, karena sekolah ini berada di bawah naungan Dinas Pendidikan.

“Agar para siswa yang menjadi santri di sekolah ini mendapat program pendidikan yang tidak berbeda dengan sekolah jenjang menengah pertama negeri pada umumnya. Walaupun pada kegiatan kepasantrenan sendiri tetap di bawah naungan Kementerian Agama,” tegas Netti.

Ditambahkan, bahkan selain menerima pendidikan umum yang setara dengan SMP Negeri, SMP Al Izzah lebih unggul dalam materi pendidikan keagamaan. Sebab materi pendidikan yang satu ini diperoleh siswa secara terus menerus sejak membuka mata saat bangun tidur di pagi hari hingga akan memejamkan mata untuk tidur pada malam hari.

Membangun pola kasih sayang di dalam lingkungan sekolah, baik antara pengasuh dengan santri maupun antara santri dengan santri dijadikan Netti sebagai jaminan tidak akan terjadi kasus-kasus bully atau perundungan di SMP Al Izzah IBS Nunukan ini.

Kendati ketat dalam hal pendidikan keagamaan, namun sekolah yang dia pimpin ini, menurut Netti, juga tidak menutup diri dengan perkembangan terbarukan yang positif berlangsung di luar lingkungan sekolah.

Suasana haru terlihat saat kegiatan pertemuan antara pembina sekolah dengan para orang tua/wali santri usai. Pihak sekolah memberi waktu selama lebih kurang 30 menit kepada para orang tua bersama anak masing-masing sebelum ditinggalkan untuk dititipkankan kepada pihak sekolah.

Tidak sedikit orang tua maupun santri yang terlihat meneteskan air mata karena harus berpisah dalam waktu yang cukup lama antara keluarga. Suasana tersebut menjadi wajar, mengingat terhitung setelah hari pertama mengikuti  proses pendidikan di sekolah ini, pihak sekolah membatasi sama sekali adanya komunikasi langsung antara orang tua maupun keluarga lainnya dengan santri yang tinggal di asrama untuk waktu tiga bulan kedepan.

Hal tersebut, menurut Netti sebagai bagian dari proses awal pendidikan agar santri binaan mereka memiliki keteguhan hati dan kemandirian dalam mengikuti program pendidikannya di sekolah ini.

Memberi alasan sehingga mempercayakan SMP Al Izzah yang dipilih untuk pendidikan anaknya, salah seorang wali siswa,  Abd. Mukti menilai sekolah tersebut sebagai lembaga pendidikan yang diketahuinya benar-benar terbangun atau terbentuk dengan metode pendidikan yang sangat baik.

“Sebagai orang tua kami berharap norma-norma keagamaan yang ditanamkan pihak sekolah kepada siswanya membuat anak tidak kehilangan jati diri sebagai warga negara dan warga Nunukan yang baik dan berakhlak mulia,” kata Abd Mukti yang kesehariannya merupakan Apara Sipil Negara(ASN) pada salah satu instansi pemerintahan di Kabupaten Nunukan ini.

Sebagai lembaga pendidikan berbasis Islamic Boarding School yang pertama terbentuk di Nunukan, diakui oleh salah satu orang tua lainnya, Mardaniah, menjadi dasar keputusan mempercayakan anaknya melanjutkan pendidikan di SMP Al Izzah, merupakan antisipasi orang tua yang memiliki keterbatasan anggaran jika harus memilih sekolah serupa Pondok Pesantren yang ada di luar Kabupaten Nunukan.

Sebagai warga Nunukan yang sangat mencintai daerahnya, menurut Kepala SMA Negeri 2 Nunukan Selatan ini, termasuk dirinya, memang harus ada pihak-pihak yang mempelopori terbangunnya kepercayaan dan optimisme terhadap dunia pendidikan di Kabupaten Nunukan.

“Kita harus menjadi contoh bagi orang tua yang walaupun mampu melanjutkan pendidikan anaknya ke luar daerah tapi meyakini pendidikan yang ada di daerah ini tidak kalah baik, demi memajukan Kabupaten Nunukan,” tegas Mardaniah. (PND/DIKSIPRO)

Komentar

Related Articles

Back to top button